Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana Sebut Kolumnis Ekonomi yang Kritik Jokowi Salah Paham

Kompas.com - 03/05/2017, 19:44 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Teten Masduki mengatakan, kolumnis Jake Van Der Kemp telah salah paham terhadap pernyataan Presiden Joko Widodo.

Jake adalah kolumnis ekonomi di media massa Hong Kong bernama South China Morning Post yang mengkritik penyataan Presiden Jokowi dalam kunjungan kerja ke Hong Kong tentang pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

"Saya pikir, beliau salah paham terhadap pernyataan Presiden," ujar Teten di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada Rabu (3/5/2017).

Teten mengklarifikasi, Presiden Jokowi sebenarnya menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia terbaik ketiga di antara negara-negara yang tergabung di dalam G-20, bukan di antara negara-negara di Asia.

"Yang disampaikan Presiden dalam slide-nya, Indonesia menempati urutan ketiga dalam hal pertumbuhan ekonomi setelah China dan India, dalam negara G-20. Bukan Asia atau dunia," ujar Teten.

Negara-negara G-20 antara lain, Amerika Serikat, Uni Eropa, Britania Raya, Perancis, Republik Rakyat Tiongkok, Italia, India, Jepang, Arab Saudi dan Rusia.

Pernyataan Presiden tersebut, lanjut Teten, bukan sekali dua kali diungkapkan. Jika melakukan kunjungan kerja ke mana pun, Presiden Jokowi selalu mengungkapkan data tersebut.

"Jadi data itu sudah sangat sering disampaikan ke masyarakat, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia terbaik ketiga di antara negara G-20," ujar Teten.

(Baca: 2018, Jokowi Bidik Pertumbuhan Ekonomi Hingga 6,1%)

Presiden Jokowi sebelumnya menyebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah yang terbaik ketiga setelah China dan India. Pernyataan itu diungkapkan Presiden saat kunjungan kerja ke Hong Kong.

Pernyataan Jokowi itu dikritik Jake. Ia lantas menulis opini di media berbahasa Inggris terbesar di Hong Kong dengan judul: "Sorry President Widodo, GDP Rankings are Economists Equivalent of Fake News".

Jake mempertanyakan klaim peringkat ketiga dalam hal pertumbuhan ekonomi seperti yang disampaikan Jokowi. Sebab di Asia, banyak negara yang pertumbuhan ekonominya lebih tinggi daripada Indonesia.

Misalnya Vietnam 6,2 persen, Timor Leste 5,5 persen, Papua Nugini 5,4 persen dan Myanmar 7,3 persen. Diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016 mencapai 5,02 persen.

Kompas TV Untuk tahun depan, pemerintahan Joko Widodo kembali tancap gas dan membidik pertumbuhan ekonomi hingga 6,1 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com