Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BNPT Ingatkan Bahaya Rekrutmen Teroris Via "Online"

Kompas.com - 02/04/2017, 22:22 WIB
M Agus Fauzul Hakim

Penulis

KEDIRI, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan, saat ini terjadi pergeseran pola rekrutmen anggota baru kelompok teroris.

Jika pada awalnya penerimaan anggota baru dilakukan dengan tatap muka yang berarti adanya pertemuan secara fisik, kini berubah dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Kini, rekrutmen anggota dilakukan melalui dunia maya. Pola ini juga melahirkan adanya pengambilan sumpah setia atau baiat secara online.

"Mereka (perekrut teroris) sudah intens mencuci otak melalui media sosial," ujar Suhardi Alius saat menghadiri Harlah Muslimat NU ke-71 di GOR Jayabaya Kota Kediri, Jawa Timur, Minggu (2/4/2017).

Mantan Kabareskrim Polri ini menyebutkan contoh orang yang terjerat paham radikalisme melalui dunia maya. Contohnya yaitu Iv yang ditangkap di Sumatera Utara dan seorang lainnya yang ditangkap di Batam.

Keduanya, menurut Suhardi, terjerat radikalisme setelah intensif mendapatkan doktrin secara online hingga kemudian bersiap melakukan serangan teror.

"Mereka sudah dicuci otaknya," kata Suhardi Alius.

Baiat online dalam kacamata penganut paham radikal, menurut Suhardi, dipakai karena sisi kemudahan dan keamanan gerakan. Apalagi, cara ini memanfaatkan kebebasan penggunaan internet di Indonesia.

"Kalau di China, Google tidak boleh masuk, Facebook tidak boleh masuk. Kalau di kita, kan, tidak bisa seperti itu," ujar Suhardi Alius.

Selama ini, BNPT telah melakukan tindakan berupa kontra-narasi untuk melawan propaganda paham radikal di dunia maya.

Proses deradikalisasi dilakukan dengan memberikan pemahaman secara utuh soal dalil agama, terutama pada dalil yang kerap dipakai oleh kalangan teroris.

Selain itu juga sudah ada kerja sama dengan Kementrian Komunikasi dan Informatika untuk menanggulangi konten internet yang bermuatan paham radikal.

BNPT saat ini juga menjadi bagian dari Satgas Kominfo yang dibentuk untuk menanggulangi konten muatan radikal.

"Selain itu kita juga punya media sendiri untuk mengkonter propaganda radikal." ujar Suhardi Alius.

Kompas TV 2016, Kepolisian Ungkap 170 Kasus Terorisme
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com