Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNN: Hampir 50 Persen Pengedar dan Bandar Kendalikan Narkoba dari Lapas

Kompas.com - 25/03/2017, 19:26 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Subdit Lingkungan Kerja dan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN), Kombes Pol Ricky Yanuarfi mengatakan, mayoritas bandar atau pengedar sulit lepas dari jaringan narkoba meski sudah dipidana.

Bahkan, tidak sedikit kasus bandar narkoba yang masih berbisnis dari balik sel.

"Menurut survei BNN, hampir 50 persen pengedar dan bandar kendalikan narkoba di lapas," ujar Ricky dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (25/3/2017).

Baca juga: BNN: Bandar Narkoba Punya Peralatan Lebih Canggih daripada Kita

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi masih aktifnya mereka dalam tahanan. Selain karena lengahnya penjagaan di lapas, para bandar dan pengedar menganggap bisnis narkoba sumber pendapatan yang menjanjikan.

Keterikatan itu juga terjadi pada pecandu. Menurut Ricky, delapan dari sepuluh pecandu narkoba akan kembali mengkonsumsi barang haram itu meski sudah direhabilitasi.

"Ketika orang kecanduan narkoba, berarti dia beli tiket one way. Bisa berangkat, tidak bisa balik. Menurut teori, tidak ada yang sembuh ketika pakai narkoba," kata Ricky.

Padahal, biaya penanggulangan kasus narkoba tidaklah murah. Untuk rehabilitasi, diperlukan biaya Rp 10 juta per orang. Setidaknya perlu anggaran Rp 67 triliun per tahun untuk rehabilitasi.

"Pecandu narkoba tidak ada kapoknya. Sebelum mati tidak akan surut langkahnya," kata Ricky.

Untuk menekan tingginya kasus kejahatan narkotika, BNN pernah menggulirkan imbauan kepada pecandu untuk menyerahkan diri agar direhabilitasi, tanpa dikenakan pidana.

Baca juga: Buwas Sebut Senjata Canggih BNN Impor dari Tiga Negara

Namun, hanya kurang dari satu persen yang berani. Menurut Ricky, masih muncul stigma di masyarakat bahwa mengakui dirinya atau keluarganya sebagai pecandu merupakan aib.

"Padahal, satu orang kena narkoba akan mengubah perilaku seluruh keluarga. Karena sifat bawaan pecandu mencuri, kekerasan, akan lakukan tindakan pidana lainnya," kata Ricky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com