Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terduga Teroris di Cikarang Danai Aksi Bom Bunuh Diri di Thamrin

Kompas.com - 24/03/2017, 13:49 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul menyebut terduga teroris berinisial SM alias AR (45) yang ditangkap di Cikarang, Bekasi, terlibat dalam teror bom di kawasan MH Thamrin, Jakarta, Januari 2016 lalu.

"Keterlibatannya mendanai bom Thamrin pada awal 2016," ujar Martinus di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (24/3/2017).

Martinus mengatakan, SM juga membeli beberapa senjata dari Filipina Selatan. Dua senjata api yang digunakan dalam peristiwa di Thamrin itu merupakan bagian dari senjata yang dibeli SM.

"Ada juga beberapa senjata yang dibeli yang masih akan kita dalami," kata Martinus.

(Baca: Densus 88 Tembak Mati Terduga Teroris di Cilegon)

Selain itu, SM diketahui punya koneksi langsung dengan kelompok teroris di Filipina Selatan. Ia juga membangun kelompok teror Indonesia dan Filipina Selatan.

Martinus mengatakan, dalam pengembangannya, polisi menangkap beberapa terduga teroris lain yang masih bagian dari kelompok SM. BEP (37) ditangkap di Ciputat, Tangerang Selatan, pada hari yang sama dengan SM.

"Keterlibatannya bagian dari SM. Pernah ikut pelatihan militer di Filipina," kata Martinus.

Adapula M, terduga teroris yang ditangkap di Pandeglang, dan AJ yang ditangkap di Pandeglang pada hari yang sama. Mereka juga merupakan rekan SM, namun tidak mengikuti pelatihan di Filipina.

(Baca: Ini Kronologi Penangkapan Terduga Teroris di Cilegon)

Martinus mengatakan, SM diperkirakan sempat beberapa waktu menetap di Filipina Selatan untuk mengikuti pelatihan militer bersama kelompok teroris di sana.

"Dia punya koneksi yang ckup, dengan melatih, membeli senjata, bertukar informasi, bagian dari koneksi dengan kelompok teror," kata Martinus.

Namun, belum dapat dipastikan apakah itu kelompok yang sama dengan Abu Sayyaf.

Kompas TV Penyergapan terduga teroris di Cilegon, Banten, berkembang hingga ke Sukabumi, Jawa Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com