Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Final Piala Presiden, Kapolri Larang Masyarakat Bawa Kembang Api dan Laser

Kompas.com - 10/03/2017, 20:27 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian meminta masyarakat untuk menaati aturan selama Final Piala Presiden berlangsung, Sabtu (11/3/2017) dan Minggu (12/3/2017).

"Masyarakat kita minta menikmati, tapi jaga keamanan dan keselamatan masing-masing," ujar Tito di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (10/3/2017) malam.

Tito meminta masyarakat tertib dengan tidak membawa barang-barang yang dilarang. Sebelum masuk ke stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, para pendukung akan melewati pengecekan di setiap pintu masuk.

"Kita amankan ketat di pintu, tidak boleh membawa miras, flares(kembang api), senjata tajam, dan laser yang bisa mengganggu," kata Tito.

Tito mengatakan, dalam pertandingan ini, unsur keamanan masyarakat menjadi prioritas polisi.

Koordinasi pengamanan dilakukan antara satuan wilayah Polri yang terlibat, yaitu Polda Metro Jaya, Polda Jawa Barat, Polda Jawa Timur, dan Polda Jawa Tengah. Hal ini karena diperkirakan banyak pendukung yang berbondong-bondong dari wilayah Jawa Timur ke Bogor untuk menyaksikan pertandingan secara langsung.

"Supporter juga banyak dari Jakarta, kita kawal," kata Tito.

Kejuaraan Piala Presiden digelar sejak 4 Februari 2017 hingga final pada 12 Maret 2017. Rencananya, Presiden Joko Widodo akan menonton langsung di Stadion Pakansari untuk menyaksikan final Piala Presiden 2017 antara Arema FC dan Pusamania Borneo FC (PBFC), pada hari Minggu.

Kompas TV Arema Malang optimistis mencuri poin meski harus bertandang ke markas Semen Padang di leg pertama semifinal Piala Presiden 2017.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com