Sebentar lagi 14 Februari. Semakin banyak yang membicarakan sejarah Valentine, tapi semakin sedikit yang membicarakan Cinta. Semakin banyak yang mendiamkan Cinta, tapi semakin banyak pula yang mendiamkan kebencian.
Tatkala seseorang memilih tidak ikut membicarakan kebencian, bisa jadi itu karena ia tidak ingin terlibat konflik. Namun, oleh masyarakat modern yang terus mengomentari apa saja, ia bisa dituding terlibat perilaku pembiaran terhadap kebencian.
Serba-salah ya? Tapi, apakah membiarkan kebencian merajalela adalah sebuah kejahatan?
Tidak bisa serta-merta dinilai demikian. Apalagi, kebencian tak selalu berkonotasi negatif. Perlu ditilik dulu siapa subyek yang membenci dan obyek yang dibenci.
Jika yang membenci adalah kekasihmu, dan kaulah yang dibenci, maka kau layak khawatir telah terjadi perubahan posisi hati pasanganmu dari sayang ke benci. Ini sangat sensitif untuk diobrolkan.
Jika yang membenci adalah kawanmu, dan kau pula yang dibencinya, rasanya ini perlu segera dibicarakan.
Pertemanan, apalagi persahabatan, adalah hubungan yang lebih misterius daripada percintaan. Mengapa ia bisa berubah membencimu?
Tiba-tiba saja begitu atau kebencian itu dibangun perlahan dan lama-kelamaan menyekat hubungan kalian?
Hanya dalam politik, tidak ada kawan abadi. Di luar itu, perlu alasan luarbiasa untuk bisa benci pada teman sendiri.
Jika yang membencimu adalah lawanmu, atau sebut saja musuh -- jika memang ada permusuhan di antara kalian, maka itu sewajarnya saja terjadi.
Persoalannya adalah apakah kau juga memusuhinya atau tidak. Tak perlu rasanya membalas kebenciannya dengan kebencian pula. Apalagi sampai harus membawa-bawa agama dan Tuhan.
Jika memang kau yang kelak masuk surga, bukankah lebih hebat jika Cinta juga membawa siapa pun yang memusuhimu masuk ke dalamnya?
Yang lebih berbahaya dari akal sakit adalah disfungsi hati. Selayaknya hati memiliki perasaan-perasaan yang indah, tentu saja Cinta yang mendominasi.
Saat seseorang membenci liyan, ia seringkali tak butuh alasan lagi untuk berbuat apa saja demi menyakiti yang dibencinya. Padahal, tanpa disadari, sesungguhnya ia sedang menyakiti dirinya sendiri.
Satu-satunya kebencian yang layak adalah kebencian terhadap keburukan dan perbuatan buruk, namun itu pun bukan alasan untuk mulai menyakiti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.