JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M Hendropriyono merespons pernyataan Anggota DPR RI Fraksi Hanura Akbar Faisal yang disebarkan melalui pers release pada Kamis (9/2/2017).
Akbar menyebut, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Chappy Hakim melakukan pemukulan terhadap Anggota DPR RI fraksi Hanura lain bernama Mukhtar Tompo saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII, Kamis kemarin.
Hendropriyono menyesalkan pernyataan Akbar yang dinilai gegabah itu.
"Akbar Faisal dengan menggebu-gebu mendapat panggung soal Freeport ini dengan menuduh Chappy Hakim memukul salah seorang anggota DPR. Buat kami para prajurit, cerita tersebut tidak masuk akal," ujar Hendro melalui siaran pers, Jumat (10/2/2017).
"Chappy yang kami kenal bukanlah tipe orang yang anggar jago. Dia itu bukan tukang pukul. Waktu menjabat KSAU saja terkenal sebagai orang yang rendah hati dan luwes bergaul dengan siapa saja," lanjut dia.
Ketua Umum PKPI itu juga menilai, Akbar Faisal sebenarnya merupakan pribadi yang menarik. Namun, pernyataan Akbar itu merusak penilaian Hendropriyono.
Apalagi, ketika Hendropriyono terjun langsung mencari informasi yang sebenar-benarnya soal peristiwa di rapat dengar pendapat itu, didapat kebenaran bahwa sebenarnya Chappy sama sekali tidak melakukan aksi pemukulan.
"Yang ada, Chappy Hakim menunjuk anggota DPR yang bicaranya mungkin tidak sopan sewaktu rapat dengar pendapat," ujar Hendropriyono.
Hendro juga mendapatkan informasi bahwa sebenarnya Akbar Faisal tidak berada di lokasi kejadian sehingga tidak melihat langsung peristiwa itu.
"Kami teman-teman Chappy Hakim yang sipil maupun militer menyesalkan press release Akbar Faisal yang tergesa-gesa dan dipaksakan tersebut," ujar Hendro.
Ia pun meminta Akbar meralat press release yang terlanjur tersebar dan dimuat di sejumlah media itu.
Ia juga meminta Akbar untuk lebih mengenal sosok Chappy yang dinilainya tidak mungkin melakukan tindakan pemukulan seperti itu.
"Dengan demikian, Akbar Faisal akan sadar bahwa orang seperti Chappy Hakim tidak layak untuk dijadikan korban, demi mendapatkan panggung politik dalam masalah Freeport," ujar Hendropriyono.
Komisi VII DPR RI sebelumnya menggelar rapat dengar pendapat dengan Presdir PT Freeport Indonesia Marsekal (Punr) Chappy Hakim.
Usai rapat tertutup itu, Akbar menyebarkan pers release kepada wartawan yang berisi bahwa Chappy melakukan pemukulan terhadap Muhktar Tompo. Akbar menyatakan protes sangat keras.