JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR Irgan Chairul Mahfiz menilai isu tenaga kerja asing (TKA) ilegal dari China lebih sensitif ketimbang tenaga kerja yang berasal dari negara lain.
Itu, menurut Irgan, lantaran Indonesia kini tengah dihadapkan isu rasial yang dipolitisasi oleh sebagian pihak.
(Baca: Isu Serbuan Pekerja Asal China dan Komunisme, Ini Kata Panglima TNI)
"Isu TKA China lebih sensitif dari TKA India atau Korea misalnya, ada persepsi negatif karena kita dihadapkan persepsi asing, aseng, ini isu politis yang bisa digoreng," kata Irgan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/12/2016).
Karena itu, Irgan melanjutkan, pemerintah tidak bisa abai atas isu kemunculan TKA China ilegal di berbagai daerah di Indonesia.
Jika isu ini tidak segera ditanggapi pemerintah, dikhawatirkan akan timbul permasalahan sosial di masyarakat.
"Jangan pemerintah malah defensif dan membiarkan opini menjadi liar, jangan seolah-olah tidak ada masalah. Pemerintah harus segera lakukan evaluasi kebijakan bebas visa," lanjut Irgan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengklarifikasi isu terkait serbuan tenaga kerja China ke Indonesia. Jokowi membantah bahwa tenaga kerja asal China yang masuk ke Indonesia jumlahnya mencapai puluhan juta.
(Baca: Penjelasan Jokowi soal Tenaga Kerja China di Indonesia)
"Banyak yang bersuara tenaga kerja Tiongkok yang masuk ke Indonesia sepuluh juta, dua puluh juta, itu yang ngitung kapan?" kata Jokowi saat membuka Deklarasi Pemagangan Nasional Menuju Indonesia Kompeten di Karawang, Jawa Barat, Jumat (23/12/2016).
Jokowi menegaskan bahwa tenaga kerja China di Indonesia saat ini hanya berjumlah 21.000 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.