JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara (Jubir) jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin, Bona Singgalingging, mengungkapkan adanya kemajuan dalam polemik penyegelan GKI Yasmin, di Taman Yasmin, Bogor.
Bona menyatakan, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto telah menawarkan solusi baru dalam menjembatani antara jemaat GKI Yasmin dengan pihak yang selama ini menolak keberadaan gereja.
Bona menuturkan, Bima menawarkan kepada jemaat agar di samping GKI Yasmin juga akan dibangun masjid, sehingga masing-masing umat beragama bisa hidup berdampingan.
"Gagasan besarnya bahwa GKI Yasmin dan rumah ibadah masjid akan didirikan berdampingan di tempat yang sekarang," kata Bona saat ditemui seusai ibadah perayaan Natal di seberang Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (25/12/2016).
Namun, Bona melanjutkan, solusi baru yang ditawarkan Bima masih harus dibicarakan lebih jauh. Sebab, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dari ide tersebut.
Bima, menurut Bona, menyampaikan solusi tersebut saat mengunjungi ibadah pagi garasi milik jemaat GKI Yasmin. Bahkan, kata Bona, Bima menyatakan ide pendirian masjid di samping GKI Yasmin telah dibicarakannya dengan pihak Kantor Staf Presiden (KSP).
"Tapi kami terima gagasan yang ditawarkan Wali Kota Bogor tadi. Saya kira gestur Bima Arya tadi agak berbeda, karena dia datang sendiri tadi di ibadah di garasi jemaat GKI Yasmin dan kami ingin berpikir positif," ucap Bona.
(Baca juga: Jemaat GKI Yasmin Terus Berharap Ada Perhatian dari Jokowi)
Peribadatan yang dilakukan di depan Istana ini bermula setelah rumah ibadah mereka, HKBP Filadelfia yang ada di Bekasi dan GKI Yasmin di Bogor, disengketakan.
Jemaat kedua gereja ini dilarang melaksanakan kegiatan keagamaan oleh masyarakat sekitar karena alasan IMB gereja yang tak diakui.
Meski sudah ada putusan Mahkamah Agung yang menjamin para jemaat dapat beribadah di dalam gerejanya, warga sekitar tetap tak mengindahkannya dan terus menolak segala kegiatan yang dilakukan oleh para jemaat gereja.