Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ade Komarudin: Opini soal TKA Ilegal Asal China Sudah "Ngalor-Ngidul", Harus Segera Disikapi

Kompas.com - 25/12/2016, 20:28 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua DPR RI Ade Komarudin meminta pemerintah serius dalam menanggapi isu "serbuan" tenaga kerja asing (TKA) ilegal asal China yang masuk ke Indonesia. Opini soal TKA ilegal ini sudah ngalor-ngidul, pemerintah harus segera memberi penjelasan. 

Ia mengaku dalam kunjungan kerja beberapa waktu lalu sempat menemukan TKA ilegal asal China di sebuah daerah yang tak jauh dari Cilegon, Banten.

"Faktanya cukup besar. Saya tidak bisa identifikasi jumlahnya, tapi waktu saya kunjungan ke beberapa daerah, di Banten saja sekitar Cilegon, sudah diidentifikasi 2.000an TKA ilegal China dan itu tenaga kerja kasar," ujar Ade di kediaman dinasnya di Widya Chandra, Jakarta Selatan, Minggu (25/12/2016).

Ia juga mengaku mendengar ada isu bahwa di daerah Morowali, Sulawesi Tengah, para TKA tersebut diangkut melalui kontainer dan kebanyakan dari mereka berbadan tegap. 

"Kita harus teliti dengan benar. Isu-isu seperti ini harus di-clear-kan dan harus diselesaikan dengan baik," tuturnya.

Jika berbagai isu itu benar, Ia menyayangkan banyaknya TKA ilegal yang bekerja di Indonesia di tengah kondisi masih banyaknya masyarakat yang menganggur.

"Ironi bila negara ini justru menampung TKA ilegal," sambung Politisi Partai Golkar itu. Permasalahan TKA ilegal menurutnya merupakan salah satu sumber kerawanan sosial di 2017 mendatang sehingga perlu penanganan serius.

Begitu pula mengenai data, pemerintah diminta merilis angka yang valid dan tidak simpang siur di masyarakat. "Aparat Kepolisian, Imigrasi, Depnaker harus bahu-membahu menyelesaikan ini. Harus didata dengan baik tentu di bawah koordinasi Menko Polhukam dan tidak boleh simpang siur," tutur pria yang akrab disapa Akom itu.

"Ini opininya sudah ngalor-ngidul dan ini bahaya," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com