Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buwas Jelaskan Hambatan dalam Hukum Berat Bandar Narkoba

Kompas.com - 06/12/2016, 14:44 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, jumlah pelaku kejahatan narkoba yang dijerat hukuman mati jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah generasi muda yang mati sia-sia akibat penyalahgunaan narkoba.

Hal tersebut diakui Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso.

"Setiap hari yang meninggal dunia akibat narkoba 40 hingga 50. Artinya setahun 15 ribuan. Sedangkan bandar dan pengedar yang kami pidanakan, termasuk hukuman mati, relatif kecil, hanya puluhan," ujar Budi usai pemusnahan barang bukti narkoba di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (6/12/2016).

Fakta itu, lanjut Budi, bukan dikarenakan kinerja penyidik di BNN yang kurang mumpuni dalam hal merangkai sangkaan.

Hal itu disebabkan lantaran masih terdapat celah dalam Undang-Undang Pemberantasan Narkotika yang memungkinkan pelaku kejahatan narkotika lepas dari sangkaan terberat.

"Ada yang lepas dari tuduhan. Sementara fakta data di lapangan menunjukkan setiap tahun belasan ribu orang meninggal," ujar dia.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Budi Waseso saat menghadiri pemusnahan barang bukti narkoba milik BNN di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (6/12/2016). Barang bukti yang dimusnahkan yakni 445 kilogram sabu, 190.840 butir ekstasi, 422 kilogram ganja kering, dan 323.000 butir pil happy five.
Menghadapi situasi demikian, pria yang populer disapa Buwas tersebut tetap akan menjalankan tugas pemberantasan narkotika seoptimal mungkin.

"BNN sebgai leading sector harus lebih masif dalam menangani ini. Sekarang kan tidak seimbang, itu berarti kami harus bisa mengungkap jaringan sampai tuntas," ujar Buwas.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia perang terhadap peredaran narkoba.

Ia menyebut, setiap tahun sebanyak 15 ribu orang mati dalam usia muda karena penyalahgunaan narkoba.

Dari jumlah itu, Jokowi membandingkan dengan jumlah pengedar dan bandar narkoba yang mati setiap tahunnya.

"Berapa bandar dan pengedar yang mati akibat narkoba? Ini pertanyaan untuk Pak Kepala BNN supaya dibandingkan dengan 15 ribu yang mati tadi," ujar Jokowi, Selasa.

"Tolong ini digarisbawahi. Perang besar terhadap narkoba," lanjut dia.

(Baca: Jokowi: Berapa Bandar yang Mati? Bandingkan dengan 15.000 Orang yang Mati karena Narkoba)

Kompas TV Jokowi Pimpin Langsung Pemusnahan Narkoba
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com