JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tengah melakukan pengembangan kasus terkait jaringan ekstremis dari terduga teroris yang ditangkap di Majalengka, Jawa Barat.
Salah satu anggota jaringan tersebut, RPW, ditangkap kepolisian pada Rabu (23/11/2016).
Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan, pengembangan dilakukan karena jaringan itu diduga tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Beberapa pelaku yang terlibat dalam jaringan asal Majalengka tersebut juga telah ditangkap.
"Masih dikembangkan terus. Ini kan penangkapan di Aceh juga hasil dari penangkapan itu (RPW)," ujar Suhardi di Jakarta, Senin (28/11/2016).
Pada Sabtu (26/11/2016), Densus 88 Antiteror menangkap tersangka atas nama Bahrain Agam di Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara.
Selain itu, Densus juga menangkap satu pelaku lainnya bernama Saiful Bahri alias Abu Syifa di Serang, Banten. Saiful diduga berperan membantu RPW dalam pembuatan bahan peledak high explosive untuk kegiatan teror.
Suhardi menuturkan, jaringan asal Majalengka itu merupakan kelompok Jamaah Ansharut Daulah Khilafah Nusantara (JADKN) pimpinan Bahrun Naim. Kelompok tersebut diduga berbaiat kepada ISIS.
Rencananya, kelompok tersebut akan melakukan aksinya pada akhir 2016.
RPW dan jaringannya sengaja menyasar tempat-tempat berpengaruh di Indonesia agar aksinya menjadi sorotan.
Kelompok ini, kata Suhardi, cukup berbahaya. Pasalnya, potensi ledakan akibat bom yang dibuat anggota kelompok itu, RPW diperkirakan dua kali lebih besar daripada Bom Bali 2005 silam.
"Jenis ekplosifnya kan teman-teman sudah dapat dari Mabes Polri. Artinya potensinya kan besar," tutur Suhardi.
(Baca: Daya Ledak Bom Racikan Teroris Majalengka Dua Kali Lipat Lebih Kuat dari Bom Bali)
Suhardi menuturkan, BNPT bersama Polri saat ini tengah melakukan pengembangan perkara secara menyeluruh.
Suhardi berharap pengembangan kasus ini dapat cepat mengungkap jaringan tersebut. Sehingga, pergerakan jaringan itu dapat segera diatasi.
"Sedang dikembangkan seluruhnya. Mudah-mudahan cepat untuk diungkap jaringannya," ucap Suhardi.