Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tetapkan Empat Tersangka Baru dalam Pengeboman di Samarinda

Kompas.com - 17/11/2016, 11:56 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, polisi saat ini telah menetapkan lima tersangka dalam kasus pengeboman Gereja Oikumene Sengkotek di Samarinda.

Selain Juhanda (32) sebagai pelaku pelemparan bom molotov, ada empat tersangka lain yang dianggap terlibat dalam aksi tersebut.

"Informasi terakhir, lima termasuk Juhanda, itu sudah positif tersangka," ujar Boy di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis (17/11/2016).

Boy mengatakan, dalam kasus ini, mulanya polisi mengamankan 21 orang selain Juhanda yang diduga terkait dalam peledakan bom. Namun, baru empat di antaranya yang ada bukti kuat.

Menurut dia, masih ada sisa waktu beberapa hari lagi sebelum batas akhir waktu pemeriksaan untuk menetapkan tersangka lain.

Boy menjelaskan, motif para pelaku melakukan aksi tersebut ialah sengaja meneror keamanan masyarakat.

"Ada orang-orang atau pihak tertentu yang menginginkan adanya semacam ketidaknyamanan dalam masyarakat," kata Boy.

Polisi tak ingin kecolongan lagi. Oleh karena itu, tindakan preventif semakin ketat dilakukan. Ia meminta masyarakat lebih waspada dengan gerakan kelompok radikal.

Jika menemukan orang yang mencurigakan, Boy meminta masyarakat tak segan-segan melaporkannya ke petugas kepolisian setempat.

"Kalau ancaman-ancaman yang mengganggu masyarakat satu per satu semua diupayakan dan dibereskan oleh pihak kepolisian," kata Boy.

(Baca juga: Presiden Harap Pelaku Teror Bom di Samarinda Dihukum Seberat-beratnya)

Para tersangka kini ditahan di Rumah Tahanan Polresta Samarinda.

Ledakan terjadi di Gereja Oikumene Sengkotek, Samarinda, Minggu (13/11/2016) pukul 10.10 Wita.

Akibat kejadian ini, empat anak kecil mengalami luka bakar. Salah satunya kemudian meninggal dunia. Mereka berada di area parkir sepeda motor saat bom molotov dilempar ke area parkir itu.

Kompas TV Kondisi Tiga Korban Bom di Samarinda Membaik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com