Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Buni Unggah Video Ahok ke Media Sosial

Kompas.com - 10/11/2016, 19:02 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kuasa hukum Buni Yani, Aldwin Rahadian, mengatakan, tujuan kliennya mengunggah video pernyataan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait surat Al Maidah ayat 51 ke media sosial ialah untuk mengajak diskusi netizen.

Aldwin mengatakan, Buni yang memiliki latar belakang sebagai mantan wartawan ingin membuka perbincangan publik terkait perkataan Ahok di hadapan warga Kepulauan Seribu.

"Tujuan Pak Buni Yani meng-upload karena beliau latar belakangnya dulu wartawan. Kenapa meng-upload? Beliau ini ingin mengajak diskusi netizen karena ada pernyataan yang dianggap sensitif dalam video itu," ujar Aldwin seusai pemeriksaan Buni Yani di Kantor Bareskrim Mabes Polri di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Kamis (10/11/2016).

Menurut Aldwin, Buni berpikir perbincangan publik akan hangat ketika ada pejabat yang memberikan pernyataan sensitif.

(Baca: Diperiksa Tujuh Jam, Buni Yani Dicecar 28 Pertanyaan)

Untuk itu, Buni membubuhi video yang diunggahnya dengan pertanyaan, "Penistaan terhadap agama?".

"Pejabat publik menyatakan sesuatu yang sensitif bisa membuat ramai. Makanya, dia bilang 'ini penistaan agama?'. Nah begitu. Jadi, ingin mengajak publik dan ingin meyakinkan pribadinya betul tidak ada sesuatu dalam video itu," tutur Buni.

Menurut Aldwin, tidak ada maksud lain yang ingin disampaikan Buni dalam pengunggahan video itu ke media sosial.

Aldwin pun membantah jika kliennya menyunting video berdurasi 31 detik itu. Pasalnya, bukan hanya Buni yang mengunggah video Ahok.

Menurut Aldwin, banyak akun lain yang juga mengunggah video itu sebelum Buni. "Banyak akun lain selain Pak Buni yang meng-upload dengan durasi yang sama, 31 detik," ucap Aldwin.

(Baca: Buni Yani Bantah Sunting Video Ahok di Pulau Seribu)

Buni Yani mengunggah video Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ke media sosial pada 6 Oktober 2016 silam. Video itu kemudian menjadi viral di media sosial.

Karena video itu pula, belasan pihak melaporkan Ahok ke polisi. Selain itu, demonstrasi agar Ahok diproses hukum dilangsungkan pada 4 November. 

Ahok pun telah meminta maaf kepada umat Islam mengenai ucapannya itu. Ia merasa tidak pernah menghina ayat suci dalam Al Quran.

Menurut dia, video berisi ucapannya yang menyebut surat Al Maidah ayat 51 saat kunjungan kerja di Kepulauan Seribu telah disalahgunakan oleh sejumlah orang. Ahok menuturkan, videonya itu dipotong-potong dan tidak ditampilkan secara utuh.

(Baca: Buni Yani: Wah Dipolitisir, Itu Bukan Mengakui Kesalahan)

Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian menjanjikan proses gelar perkara akan dilakukan secara terbuka. Hal ini dilakukan untuk menghindari kecurigaan dalam proses penyelidikan.

Seusai unjuk rasa 4 November, Tito menjanjikan pelaporan kasus Ahok akan diputuskan dalam jangka waktu dua pekan. 

Kompas TV Buni Yani Akui Tak Lengkap Tulis Transkrip Video Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

Nasional
4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

Nasional
Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Nasional
Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Nasional
Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Nasional
Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Nasional
Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Nasional
Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Nasional
Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Nasional
Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

Nasional
Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com