Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAN Anggap Sistem Proporsional Terbuka Lebih Adil

Kompas.com - 24/10/2016, 20:34 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno berpendapat bahwa sistem proporsional terbuka dalam pemilu legislatif lebih adil ketimbang sistem proporsional tertutup.

Hal itu disampaikan Eddy menanggapi usulan pemerintah dalam draf Rancangan Undang-undang (RUU) Pemilu.

Pada Pasal 401 draf UU tersebut menyebut bahwa sistem Pemilu Legislatif 2019 menggunakan sistem proporsional tertutup.

"Ya memang masing-masing sistem tentu ada kekurangan dan kelebihan, tetapi PAN berharap sistem pemilu legislatif di 2019 tetap terbuka," kata Eddy saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/10/2016).

Eddy mengatakan, PAN menilai sistem proporsional terbuka lebih adil ketimbang proporsional tertutup. Menurut Eddy, sistem proporsional terbuka menghadirkan kompetisi secara terbuka bagi masing-masing calon anggota legislatif.

PDI-P Nilai Sistem Proporsional Tertutup Merupakan Pilihan Tepat

Dengan sistem proporsional terbuka para calon diharuskan untuk berpikir sekreatif mungkin agar bisa meloloskan diri ke Senayan.

Selain itu kata Eddy, sistem proporsional terbuka menjadikan seluruh calon setara, artinya tak satu pun ada yang diistimewakan partai.

Meski demikian Eddy mengakui tingginya biaya politik menjadi kelemahan bagi sistem proporsional terbuka.

Namun Eddy mewajari hal itu dan ia mengaku PAN hampir tak mengalami hal tersebut.

"Memang logisitik yang tinggi bisa mengalahkan calon yang sudah bekerja lama di daerah pemilihannya, namun di PAN hal itu tak terjadi karena kami bukan partai yang punya kapital besar, makanya kami selalu menyarankan agar calon selalu turun sejak awal," lanjut Eddy.

(Baca: Wasekjen PKB Sebut Sistem Proporsional Terbuka Sesuai Harapan Rakyat)

Sebelumnya diketahui dalam draf RUU Pemilu, Pemerintah di Pasal 138 dan 401 mengusulkan sistem proporsional tertutup pada pemilu legislatif 2019. Usulan tersebut lantas menimbulkan pro dan kontra bagi partai-partai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Nasional
Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Nasional
ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Nasional
KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

Nasional
Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Nasional
Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com