Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Pemeliharaan Lingkungan di Garut Dipertanyakan

Kompas.com - 28/09/2016, 20:31 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Pengelola Pondok Pesantren Ekologi At-Tharia Garut, Ibang Lukmanurdin, menilai bahwa anggaran pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Garut tidak transparan. Salah satunya mengenai anggaran ekologi Sungai Cimanuk.

"Pemerintah tidak pernah transparan dalam hal anggaran. Makanya masyarakat sulit untuk memantau penggunaan anggaran ekologi," ujar Ibang, Rabu (28/9/2016).

Ibang menjelaskan, pemerintah pasti menganggarkan dana untuk pemeliharaan lingkungan Cimanuk. Namun, karena tidak transparan, masyarakat tidak tahu besaran maupun penggunaan anggaran tersebut.

"Kami mempertanyakan anggaran yang luar biasa itu," ucapnya.

Menurut dia, selama ini anggaran tersebut digunakan untuk program-program bersifat seremonial. Ketika habis proyek, program pun ditinggalkan.

"APBD Garut tidak berbasis ekologi. Ditambah dengan pemisahan pendidikan dengan ekologi karena ekologi bukan hanya menanam," kata dia.

Belum lagi perusahaan besar yang tidak berizin. Ketika mereka melakukan eksploitasi, pertanyaan kemudian, apakah itu tidak dianggap perusak ekologi. "Hari ini negara dikendalikan pasar dan modal," imbuhnya.

Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat Anang Sumarna mengatakan, anggaran untuk Sungai Cimanuk terbagi di banyak instansi. Persoalan hutan, misalnya, ada di Perhutani. Ada pula dana dari pemerintah daerah dan lainnya.

Persoalannya, kata Anang, penanganan lingkungan selama ini hanya berkutat pada penanaman pohon. Yang penting adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bagaimana menjaga hutan.

"Kalau hanya menanam, nanti siapa yang merawatnya," ucapnya.

Secara ekonomi, masyarakat pasti berpikir, menanam sayuran dibarengi pohonan keras kurang menguntungkan.

Namun, hal ini harus terus disosialisasikan agar tidak terjadi kerusakan hutan. Untuk mengetahui persoalan di Cimanuk dan seberapa parah, pihaknya akan melakukan investigasi.

"Investigasi ini untuk mencari solusi, bukan menghukum atau menyalahkan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com