Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Minta Masyarakat Hemat Listrik

Kompas.com - 28/09/2016, 13:31 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla kembali mengingatkan masyarakat untuk menghemat penggunaan listrik sehari-hari.

Hal itu perlu dilakukan untuk menekan angka subsidi yang diberikan negara terhadap salah satu kebutuhan dasar tersebut.

Saat membuka Konferensi Hari Listrik Nasional ke-71 di Jakarta, Kalla menyampaikan, subsidi listrik terbesar yang pernah dibayarkan negara adalah pada 2014.

Saat itu subsidi listrik mencapai Rp 100 triliun dari total Rp 390 subsidi yang didisitribusi negara.

“Padahal dengan Rp 100 triliun kita bisa bangun (pembangkit listrik) 10 ribu megawatt listrik. Jadi ongkos keterlambatan adalah larinya ke subsidi,” kata Wapres, Rabu (28/9/2016).

(Baca: Wapres: Listrik Sudah Jadi Kebutuhan Dasar Keempat)

Penghematan yang dilakukan masyarakat, bisa membuat pemerintah menebus kelambatan pembangunan infrastruktur listrik.

Saat ini, menurut Kalla, pembangunan proyek listrik 35 ribu megawatt merupakan hal mendesak dilakukan.

“Karena itu angka itu menjadi angka yang populer diucapkan pejabat, seakan angka keramat yang harus kita selesaikan. Dan itu memang angka yang harus diselesaikan agar tidak mengurangi sejarah kesalahan masa lalu,” kata dia.

Lebih jauh, ia mengatakan, masyarakat perlu belajar dari kesalahan yang dilakukan Venezuela. Ia menuturkan, dua pekan lalu dirinya baru saja mengunjungi negara yang kaya akan sumber daya mineral tersebut.

Ironisnya, Pemerintah Venezuela hanya mampu menyediakan kebutuhan listrik bagi warganya selama lima hari dalam seminggu. Dua hari sisa, listrik padam.

“Itu karena dia menjual sumber daya alamnya, termasuk kepada rakyatnya murah. Ketika menjual murah energi, maka orang tidak mau berhati-hati memakai energi,” ujarnya.

Ia menegaskan, pemerintah bukan tidak bersedia menyediakan listrik murah. Namun, ia meminta, masyarakat lebih menghargai penggunaan energi listrik untuk kebutuhan sehari-hari.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com