Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Diminta Jelaskan Alasan Pilih Gories dan Diaz Jadi Staf Khusus

Kompas.com - 12/07/2016, 17:55 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo diminta menjelaskan pada publik perihal alasan penunjukkan Komisaris Jenderal (purn) Gories Mere dan Diaz Hendropriyono menjadi Staf Khusus Presiden.

"Jika publik mendesak untuk tahu kenapa figur-figur tersebut diangkat, maka presiden atau setidaknya pembantunya bisa menjelaskan pengangkatan tersebut," ujar Muradi melalui keterangan tertulis, Selasa (12/7/2016).

(Baca: Jokowi Angkat Gories Mere dan Diaz Hendropriyono sebagai Staf Khusus)

Keduanya telah aktif bekerja bulan lalu sejak surat Keputusan Presiden terkait pengangkatan keduanya diteken Jokowi.

Muradi mengakui keputusan Jokowi menunjuk Gories dan Diaz tak melanggar aturan maupun legal formil, karena staf khusus melekat di figur presiden. Presiden pun sebenarnya tidak wajib menjelaskan kepada publik alasan figur tersebut diangkat sebagai stafsus.

Namun, menurut Muradi, Jokowi perlu menjawab pertanyaan publik tersebut agar tidak muncul kecurigaan terhadap keduanya.

"Hak presiden mengangkat stafsusnya tersebut, ada kewajiban untuk menjelaskan, minimal rekam jejak figur tersebut, agar publik merasa firmed bahwa figur tersebut layak atau tidak," kata dia.

(Baca: Gories dan Diaz Menjabat sejak Juni)

Menurut Muradi, Gories Mere adalah sosok yang secara jejak rekam tidak bermasalah. Gories puluhan tahun mengabdi di Polri. Ada banyak hal yang bisa dimanfaatkan dari Gories oleh presiden terkait fungsinya. Namun, Muradi mempermasalahkan penunjukan Diaz.

"Secara figur, rekam jejak Diaz hampir tidak terlihat kecuali menjadi salah satu relawan Jokowi pada pilpres," kata Muradi.

Diaz adalah putra mantan Kepala Badan Intelijen Negara Hendropriyono dan pernah memimpin relawan "Kawan Jokowi" saat pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014.

Ia bertugas membantu Presiden dalam menganalisis setiap persoalan yang ada dan diminta Presiden.

"Presiden harus menjelaskan agar publik merasa bahwa setiap pengankatan pejabat di lingkungan pemerintahannya dapat dipertanggungjawabkan secara tata kelola pemerintahan yang bersih dan efisien," kata Muradi.

(Baca: Siapa yang Merekomendasikan Gories Mere dan Diaz Hendropriyono Jadi Staf Khusus Jokowi?)

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengangkat Gories Mere dan Diaz Hendropriyono menjadi Staf Khusus Presiden.

Hal itu disampaikan Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Kompleks Istana, Senin (11/7/2016).

Pratikno mengatakan, Keputusan Presiden terkait pengangkatan keduanya sudah diteken Jokowi, beberapa hari lalu. Keduanya pun sudah mulai bekerja sejak Keppres ditandatangani.

Pratikno mengungkapkan, Gories dan Diaz tidak mempunyai fungsi atau bidang tertentu sebagai staf khusus. Mereka bekerja sesuai instruksi Presiden.

Saat ini, tercatat ada enam Staf Khusus Presiden Jokowi. Selain Diaz dan Gories, mereka adalah Johan Budi, Ari Dwipayana, Sukardi Rinakit, dan Lenis Kogoya. Ari dan Sukardi bertugas menyiapkan bahan serta menyusun pidato Presiden. Sementara Lenis Kogoya bertugas menangani persoalan di Papua dan Papua Barat.

Kompas TV Presiden Angkat Gories Mere dan Diaz Hendropriyono Jadi Stafsus

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com