Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkumham: Noim Ba'asyir Dipindah karena Provokasi Napi Terorisme

Kompas.com - 12/07/2016, 15:43 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly mengatakan, pemindahan narapidana kasus terorisme, Noim Ba’asyir, ke Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Kabupaten Tuban, Jawa Timur, sebagai antisipasi terjadinya konflik di lembaga pemasyarakatan.

Noim diduga berusaha memprovokasi napi terorisme yang lain. "Dia (Noim) bikin ribut, dia berusaha memprovokasi sesama napi kasus terorisme," ujar Yasonna saat ditemui di Gedung Kemenkumham, Jakarta, Selasa (12/7/2016).

Menurut Yasonna, awalnya Noim meminta kepada petugas lapas, agar disediakan kamar khusus bagi dia dan istrinya.

Namun, hal itu tidak dapat dipenuhi. Noim yang kesal kemudian berupaya memprovokasi narapidana kasus terorisme lainnya agar membuat kegaduhan.

(Baca: Tak Disediakan Bilik Asmara di Dalam Lapas, Napi Kasus Terorisme "Ngamuk")

Mengantisipasi terjadinya kegaduhan, Noim akhirnya dipindah dari Lapas Klas II A Pamekasan. Dalam mengantisipasi keributan yang dilakukan para narapidana kasus terorisme tersebut, pihak Kemenkumham berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) dan Polri.

Diberitakan sebelumnya, Noim Ba'asyir mengamuk, Sabtu (9/8/2016). Penyebabnya, adik kandung Abu Bakar Ba'asyir ini memprotes sipir lapas karena permintaan bilik asmara untuk berhubungan intim dengan isterinya NH, tidak dipenuhi.

Noim meminta kepada Kepala Lapas, Kusmanto Eko Putro, agar ruang layanan kesehatan lapas dijadikan bilik asmara sementara.

Namun permintaan itu ditolak kalapas karena tidak ada aturannya. Mendapatkan penolakan, Noim marah, mengeluarkan ancaman dan menyatakan perang.

(Baca: Ancam Serang Lapas Pamekasan, Napi Kasus Terorisme Dipindah)

Noim juga mengatakan akan menggerakkan rekan-rekannya yang ada di luar lapas. Noim sendiri dikenal sering membuat kegaduhan di dalam Lapas.

Lapas Pamekasan akhirnya memutuskan untuk memindahkan Noim ke Lapas Klas II B Tuban, Jawa Timur, Sabtu malam. Pemindahan itu diputuskan sesaat setelah Noim mengancam akan menyerang Lapas.  

Kompas TV Napi Simpatisan ISIS Tak Dapat Remisi

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com