Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Dewan Korup Hanya Manfaatkan Kewenangan yang Diamanatkan Rakyat

Kompas.com - 03/07/2016, 08:33 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik Para Syndicate Toto Sugiarto, menilai, ditangkapnya anggota Komisi III DPR RI, I Putu Sudiartana, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi tanda bahwa integritas masih menjadi persoalan mendasar di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Penangkapan terhadap politisi dari Partai Demokrat itu jelas memperlihatkan masih ada anggota DPR yang menghalalkan segala cara untuk meraup keuntungan pribadi dari kewenangan yang dimiliki.

"Mereka (anggota Dewan yang korup) menggunakan kewenangan untuk mendapatkan suap dari pihak-pihak yang berkepentingan," ujar Toto saat dihubungi, Minggu (3/7/2016).

Menurut Toto, anggota Dewan yang korup tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Padahal, rakyat sudah sepenuh hati percaya kepada mereka.

(Baca: Kronologi Penangkapan Politisi Demokrat I Putu Sudiartana oleh KPK)

Anggota DPR yang korup itu, kata Toto, hanya memanfaatkan kewenangan dan kekuasaan yang diamanatkan rakyat untuk menumpuk harta.

Maka dari itu, wajar jika banyak anggota DPR yang hidup mewah, tetapi seakan menyekatkan diri dengan rakyat. Pasalnya, fenomena kekayaan anggota DPR yang selangit dengan kehidupan mewahnya itu mengindikasikan bahwa harta yang mereka miliki tidak benar-benar bersih.

"Rupanya (harta anggota Dewan korup itu) tidak selalu diperoleh secara legal dan bermoral, melainkan banyak di antaranya diperoleh dengan suap dan korupsi," kata Toto.

(Baca: Pasca Ditangkap KPK, Politisi Demokrat Putu Sudiartana Stres)

Seperti diberitakan, I Putu Sudiartana menjadi salah satu dari enam orang yang diamankan KPK dalam operasi tangkap tangan. Sudiartana ditetapkan sebagai tersangka karena menerima suap terkait proyek pembangunan 12 ruas jalan di Sumatera Barat.

KPK saat ini tengah mendalami keterlibatan Putu lantaran dia bukan anggota komisi yang membawahi infrastruktur. Selain itu, Putu juga bukan berasal dari daerah pemilihan Sumatera Barat.

Kompas TV Masyarakat Anggap DPR Lembaga Terkorup

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com