Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Celah Korupsi Ada pada Rumitnya Penanganan Perkara di MA

Kompas.com - 31/05/2016, 14:17 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rumitnya birokrasi penanganan perkara di Mahkamah Agung dinilai menjadi celah untuk melakukan korupsi.

Oleh karena itu, MA diminta melakukan penyederhanaan penanganan perkara, salah satunya dengan memangkas alur birokrasi.

"Ada tiga birokrasi besar di MA, yaitu Pranata dan Tata Laksana Tata Usaha, Badan Urusan Administrasi, dan Panitera. Padahal, urusan perkara seharusnya hanya melibatkan panitera," ujar Koordinator Bantuan Hukum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Julius Ibrani dalam diskusi Iluni FH UI di Jakarta, Selasa (31/5/2016).

Menurut Julius, terdapat 27 tahap dalam penanganan perkara di MA.

Berbagai tahapan dari mulai pendaftaran, proses persidangan, minutasi, hingga pengumuman putusan memakan waktu lama.

Lambatnya penanganan perkara tersebut dinilainya dapat dimanfaatkan pegawai MA untuk mendapat keuntungan dari pihak yang beperkara. Misalnya, untuk mempercepat tahapan atau memberikan informasi seputar penanganan perkara.

"Soal minutasi putusan, surat edaran MA pernah membatasi waktu pengetikan selama enam bulan, tapi ternyata memakan waktu enam sampai 12 bulan," kata Julius.

Ia mengatakan, seharusnya ada penyederhanaan alur manajemen perkara. Misalnya, cukup melibatkan panitera.

Kemudian, mengubah format putusan MA yang selama ini terdiri dari jumlah halaman yang tebal.

MA cukup menerbitkan pertimbangan dan putusan yang hanya membutuhkan sekitar lima halaman.

Selain itu, MA dapat memanfaatkan penggunaan teknologi informasi dalam mengumumkan alur penanganan perkara hingga pengumuman putusan.

"Bisa menggunakan sistem berbasis teknologi informasi yang real time. Bukan hanya nomor register, tapi nama majelis hingga putusan," kata Julius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com