Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden SEAPA: Kekerasan Terhadap Wartawan Indonesia Harus Dihentikan

Kompas.com - 06/05/2016, 11:39 WIB

HELSINKI, KOMPAS.com – Reporters without Borders meletakkan Indonesia pada nomor 130 dari 180 negara dalam tingkat kebebasan pers sedunia. Dengan kondisi setengah bebas, Indonesia akan menjadi tuan rumah Hari Kebebasan Pers Dunia atau World Press Freedom Day (WPFD) tahun depan.

“Pelaku kekerasan terhadap wartawan turut berkontribusi terhadap posisi Indonesia dalam ranking tersebut. Perusakan kantor media oleh organisasi masyarakat memberi contoh yang tak baik pada warga. Ini harus dihentikan,” ujar Eko Maryadi, Presiden Southeast Asian Press Alliance (SEAPA) di sela-sela perayaan World Press Freedom Day 2016.

Salah satu tugas jurnalis adalah melayani masyarakat dengan informasi yang akurat dan berkualitas. Oleh karena itu, pemerintah perlu membuka akses terhadap informasi. Bila mereka kerap menutupi dan cenderung koruptif, informasi yang diterima masyarakat bisa menjadi bias.

“Dengan diselenggarakannya WPFD di Tanah Air, semoga ranking akan membaik. Dewan Pers bisa membuat kampanye tentang pentingnya kebebasan pers, informasi untuk publik, dan juga mendorong pejabat publik agar semakin transparan,” kata Eko.

Kebebasan pers baru bisa dirasakan manfaatnya bila publik merasakan suatu manfaat langsung. “Ini milik seluruh lapisan masyarakat. Kami ingin suatu hari pemerintah dan masyarakat bangga atas kondisi pers di negara sendiri,” kata Eko.

Salah satu organisasi jurnalis di Indonesia yang merayakan WPFD adalah Aliansi Jurnalis Independen (AJI). “Maka, tujuan pokok peringatan ini adalah terciptanya masyarakat yang lebih menghargai dan mau memperjuangkan kebebasan pers,” ujar mantan ketua AJI periode 2011-2014 itu.

Aspek kekerasan yang membuat Indonesia terpuruk dalam indeks kebebasan pers itu bisa dikurangi bahkan dihilangkan. “Saya berharap posisi Indonesia bisa naik, mungkin bisa di angka puluhan dan bukan ratusan seperti sekarang,” jawab dia.

Pelaku kekerasan terhadap jurnalis bisa bebas atau bahkan kasus kematian jurnalis tidak diusut, misalnya kasus Udin pada 1996. “Mari tunjukkan pada dunia bahwa Indonesia bisa menghargai kebebasan pers. Salah satu tema yang bisa diusung adalah impunity alias hentikan kekerasan terhadap jurnalis,” pungkas Eko mengakhiri wawancara.

(Jessica Damiana, mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara, melaporkan dari Helsinki untuk Kompas.com)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com