Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Masjidnya Disegel, Warga Ahmadiyah Cipeuyem Urungkan Niat Sholat Jumat

Kompas.com - 29/04/2016, 20:31 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu tersiar kabar bahwa akan terjadi aksi penyegelan oleh sebuah organiasi masyarakat (ormas) intoleran terhadap tempat beribadah warga Ahmadiyah di desa Cipeuyem, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Ketika dikonfirmasi oleh Kompas.com, salah satu pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) cabang Cipeuyem, Dedi Sunarya, mengatakan bahwa saat ini situasi di sekitar masjid Ahmadiyah di desa Cipeuyem sudah relatif aman.

Aksi penyegelan yang sebelumnya dikabarkan akan dilakukan oleh sebuah organisasi kemasyarakatan dan warga sekitar tidak terjadi.

Dedi menuturkan, sekitar pukul 10.00 WIB tadi pihak pengurus JAI telah melakukan pertemuan dengan beberapa tokoh masyarakat desa Cipeuyem.

(Baca: Ahmadiyah Paling Sering Jadi Korban Intoleransi Sepanjang 2013)

Dalam pertemuan yang disaksikan oleh Kapolsek Bojong Picung Ajat Sudrajat, telah dicapai kesepakatan bahwa tidak akan ada penyegelan bekas kantor advokat yang selama ini dijadikan tempat beribadah bagi warga Ahmadiyah.

Tempat tersebut terpaksa digunakan karena bangunan masjid milik Ahmadiyah yang letaknya bersebelahan telah dirusak oleh sekelompok warga dan ormas pada tahun 2012 lalu.

"Tadi saya sudah melakukan pertemuan. Disepakati oleh tokoh masyarakat tempat ibadah kami tidak jadi disegel," ujar Dedi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (29/4/2016).

(Baca: Dicari, Sosok Pejuang Kemanusiaan dan Toleransi)

Lebih lanjut, Dedi menceritakan, pada Kamis (28/4/2016) warga Ahmadiyah Cipeuyem mendapat imbauan dari Kapolsek Bojong Picung agar tidak melaksanakan Shalat Jumat di bangunan bekas kantor advokat tersebut.

Alasan dari kepolisian karena, pada hari Jumat (29/4/2016) akan datang sejumlah ormas yang berniat menyegel tempat ibadah tersebut.

Polisi menyebutkan massa yang akan datang berasal dari Sukabumi, Garut, Bandung, Bogor dan Cianjur.

Menurut Dedi, sejak kamis hingga Jumat sore sudah banyak polisi dan tentara yang berjaga di area masjid. Aparat tersebut berasal dari Koramil dan Brimob.

Meski keadaan sudah relatif aman, namun banyak warga Ahmadiyah yang memilih untuk beribadah di rumahnya masing-masing.

(Baca: Kelompok Intoleran Dinilai Jadi Pemicu Terbesar Radikalisme di Indonesia)

"Masih ada kekhawatiran dari warga kami bahwa penyegelan itu akan tetap terjadi. Karena takut dan ada keraguan maka Sholat Jumat hari ini ditiadakan," kata Dedi.

Sementara untuk ke depannya, Dedi mengaku belum memutuskan apakah warga Ahmadiyah akan tetap melakukan ibadah Sholat Jumat di tempat biasa. Warga Ahmadiyah masih khawatir sewaktu-waktu aksi penyegelan akan terjadi.

Menurut Dedi, pihak kepolisian pun belum memberikan jaminan bagi warga untuk beribadah, meskipun Kepolisian sektor Bojong Picung sudah menyatakan siap untuk mengamankan warga Ahmadiyah Cipeuyem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com