Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kartini dan Kegembiraan yang Meluap Akan Pendidikan

Kompas.com - 21/04/2016, 08:19 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendidikan. Satu hal yang oleh Kartini dipandang sedemikian mulia dan suci. 

Begitu pula seorang pendidik, menurutnya, amat berperan besar dalam membentuk budi dan jiwa seorang insan. Terlampau mulia, sampai ia memandangnya adalah suatu kejahatan jika tanpa kecakapan yang sempurna berani menyodorkan diri sebagai pendidik.

"Aduh, sama sekali saya tidak akan dapat berpuas diri apabila sebagai guru, saya merasa tidak dapat menjalankan tugas seperti yang saya wajibkan sendiri kepada pendidik yang baik," tulis Kartini pada suratnya untuk R.M. Abendanon Mandri, tertanggal 21 Januari 1901.

Tugas para pendidik, pikir Kartini, tak hanya sebatas mengembangkan pikiran saja tetapi juga membentuk budi pekerti. Kewajiban moril, katanya.

"Dan saya bertanya kepada diri  saya sendiri: dapatkah kiranya saya menjalankan tugas itu? Saya  yang masih perlu juga lagi dididik ini?" renung Kartini.

(Baca: Memahami Kepahlawanan Kartini Melalui Surat-suratnya...)

Dalam surat itu Kartini juga menuliskan, betapa gembira dirinya atas pemikiran suami R.M. Abendanon dalam surat edaran tentang pengajaran untuk anak-anak perempuan Bumiputera:

Kaum perempuan, baginya, mampu membawa pengaruh besar bagi kehidupan apakah itu menuju pada kebaikan ataupun keburukan. Perempuan juga dianggap mampu meninggikan kadar kesusilaan manusia.

"Dari perempuan lah manusia itu pertama-tama menerima pendidikan. Di pangkuan perempuan lah seseorang mulai belajar merasa, berpikir, dan berkata-kata," tulis Kartini.

Ia menuliskan luapan kegembiraannya atas maksud R.M. Abendanon yang hendak memberikan pendidikan kepada gadis-gadis Bumiputera.

(Baca: Kartini, Si Darah Biru yang Kesal Disebut Putri Bangsawan)

Sekolah, tulis Kartini, begitu "bersinar" bagi para gadis Bumiputera. Nama-nama sekolah yang akan didirikan untuk anak perempuan Bumiputera santer didengungkan.

"Dan kerap kali kami harus menggigit bibir untuk tidak bersorak-sorai kegirangan, menggenggam tangan kami erat-erat untuk tidak menyatakan kegembiraan kami dengan keras," katanya.

Sekolah- sekolah Bumiputera di Pati, Kudus, Jepara dan di distrik-distrik, tulis Kartini dalam suratnya, menunjukkan bukti nyata mengenai keberhasilan usaha R.M. Abendanon. Kalangan rakyat yang bersekolah pun semakin bertambah jumlahnya.

"Besok, ibu juga menyuruh anak perempuan kecil, anak mas ibu, untuk bersekolah," ungkap Kartini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com