Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Gambaran Polri Terkait Perkelahian Siyono dengan Anggota Densus 88

Kompas.com - 20/04/2016, 20:15 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Analis Kebijakan Madya Divisi Humas Polri, Kombes Pol Rikwanto, membeberkan secara detail perkelahian antara anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dengan terduga teroris asal Klaten, Siyono yang menyebabkannya tewas.

Ilustrasi tersebut diketahui setelah dilakukan rekonstruksi kejadian tersebut.

Rikwanto mengatakan, saat melewati jalur Klaten-Yogyakarta, Siyono meminta petugas membukakan borgolnya. Karena dianggap kooperatif, borgol di pergelangan tangan Siyono pun dilepas.

"Lewat daerah itu, di sanalah Siyono mulai menyikut petugas. Maka terjadilah perkelahian," ujar Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (20/4/2016).

Siyono sempat mencakar dan mencekik anggkta Densus 88 di sampingnya. Gerakan Siyono tanpa arah sehingga juga menendang kepala anggota lain yang mengendarai mobil di depan dan menyebabkan mobil oleng menabrak trotoar.

Bahkan, dalam pergulatan itu, Siyono mencoba meraih senjata anggota tersebut. Anggota Densus 88 pun langsung memojokkan Siyono dan memposisikannya di bawah tubuhnya.

Saat itu, Siyono berusaha melawan dengan terus mencakar anggota Densus 88 di atasnya.

"Di satu sisi dengkul (anggota Densus) menekan dadanya (Siyono). Di satu sisi anggota membenturkan Siyono ke pintu. Itulah yang menyebabkan rusuknya patah," kata Rikwanto.

Benturan ke pintu itu mengenai kepala bagian belakang Siyono dan menyebabkan pendarahan fatal.

Saat itu Siyono belum meninggal dan langsung dibawa ke RS Bhayangkara. Namun, nyawa Siyono tidak tertolong.

Sebelumnya, Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes) Polri Brigjen (Pol) Arthur Tampi menjelaskan soal meninggalnya Siyono.

Berdasarkan hasil visum Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes), ditemukan pendarahan di belakang kepala yang menyebabkan tewasnya Siyono.

Sementara itu, PP Muhammadiyah melakukan otopsi jenazah Siyono. Dari hasil otopsi diketahui bahwa kematian Siyono diakibatkan benda tumpul yang dibenturkan ke bagian rongga dada.

(Baca: Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono...)

Tulang iga Siyono di sisi kiri dan kanan patah, kemudian tulang dada juga patah ke arah jantung. Luka itu yang dianggap fatal dan disebut sebagai titik kematian Siyono.

Kompas TV Densus 88 Salah Prosedur Soal Kasus Siyono?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com