JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia akan menjajaki kerja sama militer dengan dua negara tetangga, Filipina dan Malaysia.
Kerja sama akan dilakukan menyusul peristiwa perompakan kapal Indonesia sekaligus penyanderaan WNI oleh kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bahwa bentuk konkret kerja sama militer tersebut misalnya dengan menggelar patroli bersama di perairan yang kerap dijadikan area perompakan.
"Harus dijaga lalu lintasnya dengan patroli bersama antara Indonesia, Malaysia dan Filipina," ujar Kalla di Kompleks Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (17/4/2016).
Rencana tersebut, kata Kalla, telah dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo sesaat sebelum Jokowi terbang ke Eropa melaksanakan kunjungan kerjanya pada Minggu pagi.
Jokowi, kata Kalla, setuju dengan rencana itu. Apalagi, belum selesai persoalan 10 WNI yang ditawan kelompok Abu Sayyaf, peristiwa serupa terulang kembali.
Kali ini, empat WNI yang merupakan anak buah kapal diculik dan disandera oleh kelompok tidak dikenal. (Baca: Dua Kapal Indonesia Dibajak Dekat Filipina, 4 ABK Diculik)
Menteri Koordinator Politik Hukkum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa rencana itu datang dari Presiden Jokowi sendiri.
"Presiden tadi minta itu. Karena daerah itu kan rute dagang kita. Ya dalam rangka pengamanan bersama," ujar Luhut.