Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dua Srikandi Pilot Pertama TNI AU

Kompas.com - 11/04/2016, 09:14 WIB

Langit gelap pekat di atas Jesselton, kini kota Kinabalu, Sabah, Malaysia, tahun 1964, ketika pesawat C-130 Hercules Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara terbang malam dan menjatuhkan ribuan selebaran propaganda menentang pembentukan Malaysia.

Dalam pesawat yang menjalankan misi rahasia tersebut, seorang perempuan berseragam penerbang menebar selebaran di atas wilayah koloni Inggris yang kelak menjadi Negara Bagian Sabah, Malaysia.

Perempuan manis berperawakan mungil dengan tinggi 151 sentimeter itu bernama Letnan Satu Lulu Lugiyati (23).

Dia adalah satu dari dua perempuan pilot pertama TNI AU bersama Lettu Herdini Suryanto (26).

"Saya diajak Pak Leo Wattimena. Ada penerbang dan kopilot. Saya menjadi kru tambahan dalam operasi tersebut. Seusai operasi, saya membuat laporan dan bertanya kepada Pak Leo Wattimena, 'Apa sandi operasinya?' Dijawab, 'Kasih nama kamu.' Jadilah operasi itu disebut Operasi Lulu," kata Lulu Lugiyati sambil terkekeh mengenang peristiwa 52 tahun silam.

Lulu dan Herdini adalah dua dari 30 anggota Wanita Angkatan Udara (Wara) TNI AU angkatan pertama yang diterima tahun 1963. Mereka juga perempuan pilot pertama Indonesia sejak merdeka tahun 1945.

Adapun dalam pengabdian militer, TNI Angkatan Darat dan Angkatan Laut sudah lebih dulu menerima perempuan sebagai prajurit.

Pada kesempatan lain, Lulu, yang lahir di Kuningan, Jawa Barat, 25 November 1941, mengikuti misi terbang dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ke perbatasan Kalimantan Barat dan Sarawak untuk menyebar selebaran propaganda anti Inggris dan pembentukan Malaysia di sekitar Sri Aman, Entikong, dan wilayah selatan Kota Kuching, Sarawak.

Lulu lupa mereka menggunakan pesawat pengebom B-25 Mitchell atau pesawat amfibi Grumman Albatros. Yang jelas, seusai misi, Lulu tertidur di pesawat karena kelelahan.

Setelah dijemput di pangkalan udara di Pontianak, dia pun tidur sendirian di mess TNI AD di Pontianak, Kalimantan Barat.

Adapun Herdini, yang lahir di Semarang, Jawa Tengah, 19 April 1938, mengenang masa-masa mereka sering terbang dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, ke Bandung atau Bogor, Jawa Barat.

"Pesawat yang kami bawa tidak memiliki komunikasi radio ke tower (menara pengatur lalu lintas udara). Kami pun menggunakan kompas untuk menentukan arah. Lama-kelamaan dipilih jalan pintas, yakni mengikuti jalur kereta api, jalan raya, dan tanda-tanda alam sebagai penanda (checkpoint) jika terbang ke Bandung," kata Herdini yang pernah mengikuti pendidikan intelijen militer.

Suatu ketika, Lulu pernah tidak mulus mendaratkan pesawat ringan Piper Cub sehingga melintir karena ketakutan melihat ada pesawat DC-3 Dakota yang mau mendarat di Halim.

Halaman:


Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com