Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: Terduga Teroris yang Tewas di Yogya "Panglima" Neo Jamaah Islamiyah

Kompas.com - 14/03/2016, 16:21 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Siyono, pria yang diduga teroris oleh polisi dan ditangkap di Klaten, Jawa Tengah, disebut sebagai ketua investigasi kelompok Neo Jamaah Islamiyah.

Menurut Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyan, posisinya tersebut bisa dianggap setingkat panglima di kelompok teroris.

"Yang bersangkutan sebagai salah satu panglima investigasi yang membawahi bidang keamanan dan rekrutmen pelayanan," ujar Anton di Mabes Polri, Jakarta, Senin (14/3/2016).

"Sehingga kedudukannya dalam Neo Jamaah Islamiyah pejabat utama lah, direktur," kata dia.

Siyono ditangkap di rumahnya di Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Rabu (9/3/2016).

Penangkapan Siyono merupakan pengembangan informasi dari AW alias Tatak, yang sehari sebelumnya ditangkap di Temanggung.

"AW mengaku diperintah SY untuk melakukan gerakan. Anggota kelompok SY ini tahun 2014 pernah ditangkap sembilan orang, 2015 ada empat orang," kata Anton.

Kelompok Neo Jamaah Islamiyah, kata Anton, masih terkait dengan kelompok teroris pada bom Bali tahun 2002.

Menurut informasi dari AW, Siyono memintanya menyerahkan dua pucuk senjata api, 400 butir peluru, dan beberapa granat.

Saat masih dalam pencarian pun Siyono diburu karena menyembunyikan empat senjata api jenis M12, 10 pucuk senjata laras pendek, dan sejumlah granat di bunker.

Namun, saat dalam perjalanan menuju bunker itu, Siyono melakukan perlawanan sehingga pergulatan dengan petugas pun tak terelakkan.

Siyono pun meninggal dunia akibat kepalanya terbentur benda tumpul saat berkelahi di mobil. Saat ini, kepolisian masih mengembangkan jaringan baru ini.

Menurut Anton, Neo Jamaah Islamiyah lebih militan daripada kelompok Negara Islam Iran Suriah (ISIS) yang direkrut di Indonesia.

"Organisasi ini lebih terstruktur karena orang lama. Senjatanya itu dari yang bom Bali, diwariskan ke mereka. Mereka rekrut anggota muda sebagai kader utama," kata Anton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com