Menurut dia, kegaduhan kabinet yang disebabkan silang pendapat antar-menteri ini bukanlah persoalan sulit untuk diselesaikan. (Baca: Bedakan Keributan Antar-menteri yang Perlu Dipublikasi dan yang Tidak)
"Ini urusan lima menit selesai, tetapi karena (Presiden) kurang leadership-nya, maka urusannya jadi bertele-tele," kata Fadli dalam diskusi bertajuk "Menteri Ribut Bikin Ribet" di Jakarta, Sabtu (5/3/2016).
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan, kegaduhan antar-menteri tak hanya membuat soliditas kabinet terancam.
Hal ini juga akan berdampak negatif terhadap hubungan Indonesia dengan luar negeri.
"Kegaduhan ini menimbulkan sinyal yang tidak baik bagi publik, termasuk investor," ujarnya.
Berdasarkan catatan Kompas, setidaknya sudah terjadi enam kali keributan antar-menteri.
Keributan terbaru yakni silang pendapat antara Menteri ESDM Sudirman Said dengan Menko Kemaritiman Rizal Ramli soal pengelolaan Blok Masela.
Menurut Fadli, baru pada pemerintahan kali ini keributan antar-menteri sampai tersiar di media sosial dan media massa.
Fadli tak menampik jika pada pemerintahan sebelumnya juga terjadi kegaduhan antar-menteri.
Namun, menurut dia, kegaduhan antar-menteri dalam pemerintahan sebelumnya itu dapat selesai di dalam rapat kabinet. (Baca: "Mau Ribut sampai Gebrak Meja, Silakan, asalkan dalam Rapat Kabinet")
"Makanya tadi saya katakan, ini hanya masalah manajemen. Kalau sebelumnya Presiden bilang ingin utus Menlu untuk menyelesaikan konflik Arab, saya bilang, untuk apa? Urus menteri saja tidak becus," kata dia.
"Lebih baik fokus dulu manajemen internal. Kita tentu ingin pemerintah berhasil dengan janji-janjinya," sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.