JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan anggota organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) meminta pemerintah menjamin aset yang terpaksa ditinggalkan di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
Hal itu diungkapkan oleh mantan Ketua Umum Gafatar, Mahful M Tumanurung, saat menggelar konferensi pers di Gedung YLBHI, Jakarta, Selasa (26/1/2016).
"Kami meminta pemerintah atau pihak berwenang menjamin keselamatan diri dan aset yang terpaksa kami tinggalkan di Kalimantan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak," kata Mahful.
Ia mengungkapkan kekecewaan akibat peristiwa pengusiran warga eks Gafatar di Mempawah.
Pengusiran itu dianggap Mahful bertentangan dengan hak asasi manusia. Terlebih lagi, warga eks Gafatar juga tidak mengganggu ketertiban umum karena hanya ingin menjalankan program pertanian mandiri.
Pria yang mengaku jebolan S-2 UIN Syarif Hidayatullah Ciputat ini juga menyatakan tidak ada warga eks Gafatar yang menerima dipulangkan dari Kalimantan Barat ke kampung halamannya.
Ini disebabkan semua harta benda telah dikumpulkan di lokasi tersebut.
"Lahan (pertanian) ada ribuan hektar, sapi kami hilang. Kami sudah ingin memanen apa yang kami cita-citakan, tiba-tiba mimpi itu buyar dalam sekejap," ujarnya.
Gafatar menggelar kongres pada 14 Agustus 2011 dan menetapkan Mahful sebagai ketua umum. Program utama Gafatar adalah pertanian mandiri.
Namun, pada 13 Agustus 2015, organisasi Gafatar dibubarkan melalui kongres luar biasa.
Saat dibubarkan, anggota Gafatar mencapai sekitar 50.000 orang dan jumlah simpatisannya lebih banyak dari angka tersebut.
Pembubaran organisasi Gafatar, kata Mahful, dilakukan karena berbagai alasan. Sejak saat itu, semua anggota Gafatar diberi keleluasaan untuk tetap menjalankan program, berikut keyakinan yang dianut.
Mahful menyatakan, Gafatar keluar dari paham Islam yang dipercaya secara umum dan memegang teguh ajaran Millah Abraham.
Gafatar menjadikan Ahmad Moshaddeq sebagai narasumber spiritual. (Baca: Gafatar Tempatkan Ahmad Moshaddeq sebagai Narasumber Spiritual)
Ajaran Millah Abraham juga memercayai Ahmad Moshaddeq adalah Al-Masih Al'Maw'ud, mesias yang dijanjikan untuk umat penganut ajaran Ibrahim/Abraham meliputi Islam (bani Ismail) dan Kristen (bani Ishaq), menggantikan Nabi Muhammad SAW.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.