Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: Keterangan Lino Buat Terang Kasus Dugaan Korupsi "Mobile Crane"

Kompas.com - 12/11/2015, 07:54 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Tipideksus) Bareskrim Polri Kombes (Pol) Agung Setya mengatakan, pemeriksaan Direktur Utama PT Pelindo II Richard Joost Lino, Senin (9/11/2015) lalu, semakin membuat terang kasus dugaan korupsi pengadaan mobile crane di Pelindo II. Kasus ini mulai diusut Bareskrim sejak Agustus 2015.

"Pemeriksaan RJ Lino Senin kemarin semakin membuat terang perkara ini. Jika sebelumnya masih abu-abu, sekarang sudah terang," ujar Agung, saat berbincang dengan Kompas.com pada Rabu (11/11/2015) malam.

Namun, Agung tak mau merinci pernyataan yang disampaikan Lino saat pemeriksaan hingga membuat kasus ini semakin terang.

"Intinya, penyidik sudah memiliki konstruksi perkara korupsi itu. Keterangan-keterangan saksi itu ibaratnya mengisi konstruksi-konstruksi itu saja. Khususnya soal siapa yang diduga terlibat," ujar Agung.

Ketika ditanya apakah pemeriksaan Lino juga menunjukkan dugaan keterlibatannya dalam kasus itu, Agung mengatakan, hal ini masih membutuhkan proses lebih lanjut.

"Ibarat anak tangga, ada tahap-tahap yang akan dilalui. Apakah (Lino) terlibat? Kami belum bisa pastikan atau bilang sekarang ya. Ikuti saja anak tangga itu. Yang jelas, kami ini mau menyelesaikan kasus ini sampai tuntas," ujar Agung.

Tersangka lebih dari satu

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes (Pol) Suharsono menambahkan, tersangka kasus ini bisa lebih dari satu orang. Sejauh ini, penyidik baru menetapkan Direktur Teknik PT Pelindo II Ferialdy Noerlan sebagai tersangka.

"Tersangka sangat mungkin bertambah. Jadi tidak satu orang saja," ujar Suharsono, Rabu.

Suharsono mengatakan, keyakinanan itu karena dugaan tindak pidana dalam suatu pengadaan dan pencucian uang tidak mungkin dilakukan seorang diri. Tindak pidana itu berpeluang dilakukan secara bersama-sama. 

"Sabar saja. Kan ada saksi yang belum datang, kita tunggu pemeriksaan semuanya lengkap," ujar Suharsono.

Kasus dugaan korupsi melalui pengadaan 10 unit mobile crane sudah dimulai sejak Agustus 2015. Temuan penyidik, pengadaan mobile crane diduga tak sesuai perencanaan sehingga menyebabkan kerugian negara dan ada mark up anggaran.

Lino membantah tuduhan itu. Ia menyebut pengadaan sudah sesuai prosedur dan tidak ada korupsi atau penggelembungan harga dalam prosesnya. Sejauh ini, penyidik telah memeriksa 48 saksi yang sebagian besar karyawan Pelindo.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com