JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan hasil kajian ekonomi nasional kepada Presiden Joko Widodo, Selasa (22/9/2015), di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam kesempatan itu, PP Muhammadiyah menyatakan Indonesia belum krisis dan pelambatan ekonomi diyakini akan segera selesai.
"Dengan pelambatan ekonomi saat ini memang belum termasuk krisis, tapi bisa berpotensi krisis jika tidak ada kebijakan yang strategis," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Haedar mengungkapkan, PP Muhammadiyah mengapresiasi langkah Presiden Jokowi yang mengeluarkan paket kebijakan ekonomi. Ia yakin paket kebijakan itu akan membawa dampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Namun, kata Haedar, Jokowi harus mampu memastikan berjalannya proses reformasi birokrasi. Selain itu, seluruh menteri Kabinet Kerja juga diharapkan bekerja maksimal dengan mengedepankan kepentingan rakyat.
"Bahwa siapapun yang jadi menteri, dari manapun datangnya, dia harus mengutamakan kepentingan rakyat. Ini yang sering menjadi virus yang melambatkan," ucapnya.
Saat bertemu Jokowi, Haedar didampingi oleh beberapa pimpinan Muhammadiyah. Sejumlah masukan disampaikan kepada Presiden, di antaranya mengenai kehidupan toleransi, isu pendidikan, dan usul penggunaan kalender hijriah internasional.
Presiden sebelumnya menganggap saat ini Indonesia belum pada kondisi yang kritis di sektor perekonomian. Maka dari itu, dia meminta semua pihak berhati-hati menggunakan kata "krisis" agar optimisme akan kondisi yang lebih baik bisa terus terjaga. (baca: Jokowi: Hati-hati, Jangan Sebut Krisis Ekonomi)
"Seperti tadi disampaikan oleh Kakanda, Bapak Surya Paloh, ya harus kita katakan apa adanya. Kita mengalami perlambatan ekonomi, hati-hati jangan sebut krisis, perlambatan iya, tetapi bukan krisis," kata Jokowi saat menghadiri acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (21/9/2015).
Dia mengatakan, perlambatan itu memang terjadi dan terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurun. Pada 2014, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,01 persen, sementara pada semester pertama tahun 2015 kali ini, pertumbuhan ekonomi menjadi 4,67 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.