Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadiri Kampanye Donald Trump, Pimpinan DPR Dianggap "Off-side"

Kompas.com - 05/09/2015, 12:45 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faisal menyayangkan dua pimpinan DPR, Setya Novanto dan Fadli Zon, yang hadir dalam kampanye Donald Trump yang berencana maju sebagai bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik. Menurut Helmy, kedua pimpinan DPR itu telah melampaui batas etika dalam berpolitik.

"Off-side karena ikut dalam kampanye," kata Helmy saat dijumpai di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (5/9/2015).

Helmy menuturkan, kehadiran Novanto dan Fadli dalam kampanye Donald Trump dikhawatirkan akan mengganggu suasana politik di AS. Terlebih, Trump merupakan bakal calon presiden dari Partai Republik yang ia anggap cukup kontroversial.

Oleh karena itu, mantan Sekjen DPP PKB ini mendesak agar Novanto dan Fadli segera meminta maaf kepada rakyat Indonesia. Sebab, secara sadar atau tidak, kedua pimpinan DPR itu membawa nama lembaga DPR RI dan masyarakat Indonesia saat hadir dalam kampanye tersebut.

"Partai Republik juga agak tidak bagus. Menurut saya, tidak tepat masuk dalam wilayah politik negara lain. Mereka perlu minta maaf karena secara etika politik sangat tidak baik," ujar Helmy.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir mengatakan bahwa kunjungan yang dilakukan pimpinan DPR RI di AS adalah untuk menghadiri tiga kegiatan yang berkaitan dengan agenda parlemen. Adapun tiga agenda itu adalah sidang The 4th World Conference of Speakers Inter Parliamentary Union (IPU) di New York, bertemu dengan speaker house di Kongres Amerika, dan bertemu diaspora Indonesia di AS.

"Sudah jelas bahwa kunjungan itu dilakukan oleh parlemen, bukan dilakukan oleh pemerintah," ujar Arrmanatha.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana juga mempertanyakan sikap pimpinan DPR yang bertemu Donald Trump. Terlebih lagi, dalam pertemuan tersebut, Novanto sempat mengklaim bahwa rakyat Indonesia menyukai sosok Trump.

Dalam kesempatan itu, Trump bertanya kepada Novanto, "Apakah rakyat Indonesia menyukai saya?" Lantas Novanto pun menjawab, "Ya".

"Jawaban dan kehadiran Novanto, yang diperkenalkan sebagai Ketua DPR, seolah memberi endorsement atas kampanye Trump. Tanpa disadari, Ketua DPR dari sebuah negara besar dengan jumlah Muslim terbesar dan demokratis telah dimanfaatkan oleh Donald Trump," kata Hikmahanto.

Sementara Forum Indonesia untuk Trasparansi Anggaran (Fitra) mempertanyakan kehadiran Fadli dan Setya dalam kampanye Donald Trump. Apalagi keduanya melakukan kunjungan kerja ke AS dengan menggunakan uang negara.

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua DPR Fadli Zon membantah bahwa dirinya dan Setya Novanto memberikan dukungan politik kepada Trump. Kehadirannya pada kampanye Trump, menurut Fadli, dilakukan secara tidak sengaja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com