Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digeser dari Kabareskrim, Buwas Akui Gagal Menindak Korupsi Ratusan Triliun

Kompas.com - 04/09/2015, 18:49 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Komjen Budi Waseso membenarkan bahwa tadinya ia akan menindak perkara korupsi di sektor minyak dan gas senilai ratusan triliun rupiah. Namun, karena posisinya digeser dari Kepala Bareskrim Polri, penindakan tak jadi dilakukan.

“Kegiatan kemarin ditunda agar tidak ada yang menilai bahwa kerja Bareskrim adalah membuat kegaduhan,” ujar Budi di kompleks Mabes Polri, Jumat (4/9/2015).

Buwas, sapaan Budi, enggan menyebutkan perkara apa yang dimaksudkan dan siapa saja yang terlibat.

Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri sempat mengatakan bahwa penyidik direktoratnya menunda penggeledahan perkara korupsi senilai Rp 180 triliun. Perkara tersebut, kata Victor, menyangkut orang kuat, baik pejabat tinggi negara atau pun pihak swasta.

“Kalau minggu depan keberanian polisi muncul lagi ya kita kerjakan. Kemarin itu satu per satu penyidik pulang, karena takut dicopot,” ujar Victor, kemarin.

Buwas melanjutkan, dirinya tidak mempersoalkan pergeseran dirinya dari Kabareskrim ke Kepala BNN. Adapun yang penting, lanjut Buwas, penerusnya di Bareskrim menindaklanjuti perkara tersebut.

“Saya mau itu jadi prioritas dan saya yakin dilanjutkan oleh penerus saya,” tutur Buwas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com