Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buwas Bantah Sepak Terjangnya Ganggu Stabilitas Ekonomi

Kompas.com - 02/09/2015, 21:16 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bareskrim Polri Komjen Budi Waseso membantah jika disebut sebagai 'biang kerok' perlambatan ekonomi di tanah air. Sebaliknya, Buwas, sapaan akrab Budi, menegaskan, mendukung perekonomian negara.

"Apa yang saya lakukan enggak menghambat ekonomi nasional. Justru saya mendukung dan harus bisa mengembalikan kekayaan negara melalui apa-apa yang jadi aset negara yang dikemplang oleh pelaku-pelaku korupsi," ujar Buwas di Mabes Polri, Rabu (2/9/2015).

Salah satunya adalah perkara korupsi kondensat yang melibatkan BP Migas dan PT TPPI. Buwas mengklaim telah mengembalikan kerugian negara senilai puluhan triliun ke kas negara. Jika kasus tersebut telah selesai, Buwas mengatakan akan lebih banyak lagi yang dikembalikan ke negara.

Selain itu, Bareskrim juga tengah menyelidik kasus dugaan korupsi di PT Pelindo II. Bahkan, Dirut Pelindo II RJ Lino mengancam akan berhenti. Terakhir, Bareskrim menggeledah kantor Pertamina Foundation dalam dugaan korupsi pengadaan pohon.

Buwas melanjutkan, ke depan Bareskrim juga akan mengusut kasus-kasus korupsi yang telah menyedot uang negara. Ia berkomitmen untuk sebanyak-banyaknya mengembalikan nilai kerugian negara dalam perkara-perkara tersebut.

"Jadi, dalam rangka kita konsentrasi dan kita betul-betul optimis dalam penegakan hukum masalah penindakan korupsi," lanjut dia.

Sebelumnya, dalam acara silaturahmi dengan Forum Pemred di kantornya, Selasa (1/9/2015) kemarin, Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, akan ada pejabat negara yang dicopot karena menyebabkan kegaduhan yang mengganggu stabilitas ekonomi.

"Penegak hukum tidak boleh gaduh. Bukan berarti tidak boleh memberantas korupsi, tangkap silakan, tapi nggak perlu gaduh, bisa diambil, tidak usah pakai wartawan. Nggak perlu gaduh. Jangan kaget kalau ada pejabat dicopot," kata Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com