Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Lebih Bagus Sedia Payung Sebelum Hujan

Kompas.com - 28/08/2015, 01:20 WIB
Indra Akuntono

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berharap perdebatan mengenai dampak gejolak ekonomi yang mengancam Indonesia dihentikan. Ia lebih memilih mendorong pemerintah menyiapkan langkah antisipatif untuk meredam dampak dari gejolak tersebut.

"Saya mengikuti perbincangan publik, termasuk di media sosial. Banyak yang diperbincangkan, tapi yang riil ekonomi dunia sedang mengalami masalah, dan fakta kedua, ekonomi Indonesia juga mengalami tekanan, gejolak, dan kesulitan," kata SBY, di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/8/2015) malam.

SBY menuturkan, perdebatan mengenai gejolak ekonomi saat ini muncul karena ada yang menilai sama dengan krisis 1998 atau 2008. Tapi ada juga yang beranggapan sebaliknya. Ia menilai ancaman krisis tahun ini tidak sama persis seperti krisis 1998 atau 2008. Tapi ia menggarisbawahi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat, harga kebutuhan pokok terganggu, dan munculnya gelombang PHK.

"Ada juga yang mengatakan everything will be fine, tidak ada masalah," ujarnya.

SBY meminta pemerintah melihat masalah ekonomi secara rasional dan menyadari segala risikonya. Karena itu, ia berharap pemerintah segera membuat paket kebijakan penanganan krisis sebagai langkah antisipasi.

Presiden keenam Republik Indonesia itu berharap Indonesia tidak kembali mengalami krisis ekonomi seperti tahun 1998. Akan tetapi, ia meminta pemerintah tetap waspada dan harus segera memberikan respons saat ada tanda ekonomi Indonesia makin terpuruk ke arah sana.

"Kalau benar-benar kita aman, tidak mungkin terjadi seperti 1998, itu bagus. Tapi kalau ada tanda-tanda seperti itu, kita bisa berjaga-jaga," ujarnya.

SBY mengungkapkan pengalamannya saat Indonesia terkena dampak krisis ekonomi global pada 2008. Ia mengaku tetap membuat langkah antisipasi meski krisis 2008 tidak sedahsyat krisis 1998 lantaran kondisi Indonesia sudah lebih kuat dari sisi fundamental, politik dan sosial.

Sebagai buktinya, kata SBY, Indonesia berhasil meredam dampak krisis 2008. Ia menyebut Indonesia saat itu tetap mampu menjaga angka pertumbuhan ekonomi di level 4,5 persen, jauh lebih baik dibanding negara lain anggota G20.

"Artinya, apa yang kita lakukan dulu bisa meminimalkan dampak. Itu sejarah, bukti nyata, bahwa lebih bagus saya sedia payung sebelum hujan, palingan capek karena kurang tidur. Kalau pemerintah lebih sigap lagi, saya senang," kata SBY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com