Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Irjen Yotje Mende Menolak Berkomentar Setelah Diwawancarai Pansel KPK

Kompas.com - 26/08/2015, 15:48 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Inspektur Jendral Yotje Mende menolak berkomentar seusai mengikuti seleksi wawancara tahap akhir sebagai calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Gedung Setneg, Jakarta, Rabu (26/8/2015). Ia merasa belum layak berkomentar karena belum tentu terpilih menjadi pimpinan KPK.

"Mohon maaf ya saya tidak akan berkomentar apa-apa soalnya masih teruji (sebagai calon yang diuji)," kata Yotje, seusai mengikuti wawancara tahap akhir yang digelar Pansel KPK, di Gedung Setneg, Jakarta, Rabu (26/8/2015).

Yotje adalah eks Kapolda Papua. Ia menjadi calon pimpinan KPK yang paling akhir diwawancarai oleh pansel. Urutan waktu wawancara ditentukan pansel berdasarkan abjad nama masing-masing calon.

Sama dengan calon lainnya, Yotje diwawancarai pansel selama satu jam. Namun, berbeda dengan calon-calon lainnya, ia menolak diwawancarai oleh wartawan sebelum meninggalkan Gedung Setneg.

Saat diwawancarai oleh pansel, Yotje diminta mengklarifikasi laporan mengenai harta kekayaan, dan penanganan sejumlah kasus selama menjadi Kapolda Kepulauan Riau dan Papua. Ia juga diminta memastikan komitmen pemberantasan korupsi. Khususnya jika berkaitan dengan institusi kepolisian.

Yotje menjadi satu-satunya calon pimpinan KPK yang diminta menyerahkan laporan keuangan atau rekening koran saat proses wawancara berlangsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com