Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Wantimpres: Rizal Ramli Tidak Pantas Jadi Menteri

Kompas.com - 19/08/2015, 07:34 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dewan Pertimbangan Presiden memantau kegaduhan yang timbul akibat pernyataan-pernyataan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli. Anggota Wantimpres, Suharso Monoarfa, mengatakan, sikap yang ditunjukkan Rizal menggambarkan bahwa ia belum siap menjadi seorang pejabat negara.

Suharso pun meminta Rizal mengundurkan diri daripada terus mengkritik menteri-menteri hingga Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Baca: "Menteri Beda Pendapat dan Gebrak Meja Boleh, asal dalam Sidang Kabinet")

"Kalau menurut saya, Rizal Ramli itu tidak pantas jadi menteri. Dia sepertinya lebih cocok jadi anggota DPR daripada jadi pejabat negara," kritik Suharso, saat dihubungi, Selasa (18/8/2015) malam.

Suharso mengaku tak habis pikir dengan sikap Rizal yang sudah ditegur Presiden untuk menyampaikan kritik ke internal kabinet, tetapi tak mematuhinya. Secara terbuka, Rizal bahkan menantang Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk berdebat di depan umum terkait proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt. (Baca: Rizal Ramli Tantang Wapres JK Diskusi Terbuka Bahas Kritikan Dirinya)

Ia menduga sikap Rizal yang terus-menerus mengkritik proyek pemerintah itu karena kekhawatiran tidak populer jika tidak menyampaikan kritik.

"Kalau takut tidak populer, tempatnya bukan di kabinet. Hal seperti ini hanya akan membawa ketidakstabilan dalam kabinet," kata politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu. 

Ia juga khawatir sikap Rizal itu justru akan membuat investor ragu. Investor yang selama ini dijanjikan megaproyek pemerintah akan bertanya-tanya apakah proyek-proyek itu tetap terealisasi dengan adanya lontaran kritik dari menteri kabinet. (Baca: Wapres JK: Rizal Ramli Sudah Ditegur Presiden)

"Kalau mau mengkritik, lebih baik di dalam, tidak usah ribut di media. Kesantunan harus tetap dijaga agar Presiden ataupun Wakil Presiden tidak direpotkan dengan urusan kegaduhan seperti ini, apalagi pernyataannya sudah menantang Wapres begitu," papar Suharso.

Sebelumnya, Rizal mengkritik program pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt. Menurut Rizal, program itu tidak realistis dan hanya meneruskan program pada pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu I yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla.

Selain itu, Rizal juga mengkritik rencana pembelian pesawat Airbus oleh Garuda Indonesia hingga menimbulkan perdebatan Rizal dengan Menteri BUMN Rini Soemarno. Belakangan, Rizal pun menantang JK untuk melakukan diskusi di hadapan umum tentang proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com