Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPW: Polisi Harus Peka, Jangan Hanya Petakan Daerah Rawan Konflik

Kompas.com - 20/07/2015, 08:22 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane menyesalkan terjadinya insiden terbakarnya rumah ibadah saat kerusuhan di Tolikara, Papua, Jumat (17/7/2015). Neta menilai, peristiwa tersebut akibat Kepolisian kurang tanggap dalam mengantisipasi dinamika sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

"Pemetaan daerah rawan konflik tidak ada gunanya jika Kapolri tidak menekankan kepada para pimpinan Kepolisian di daerah, terutama Kapolsek, Kapolres, dan Kapolda agar meningkatkan kepekaan, serta kepedulian yang tinggi terhadap dinamika sosial di tempatnya bertugas," ujar Neta dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (20/7/2015).

Menurut Neta, dalam menjaga keamanan dan ketertiban, Kepolisian seharusnya tidak sekadar membuat pemetaan saja, tetapi melakukan tindak lanjut berupa kesiagaan personel di tiap-tiap daerah.

Kepolisian diminta untuk mengikuti perkembangan sosial masyarakat, khususnya pada isu-isu yang berpotensi menimbulkan konflik. Selain itu, menurut Neta, Kepolisian di daerah perlu meningkatkan kinerja Satuan Intelijen dan Keamanan (Intelkam).

Polisi diingatkan untuk benar-benar menjadi mata dan telinga Polri dalam rangka melakukan deteksi dan antisipasi dini terjadinya konflik.

"Intelkam perlu meningkatkan koordinasi dengan Badan Intelijen Negara, atau intelijen TNI, sehingga terjadi sinergi yang solid untuk membangun kinerja dan mengantisipasi terjadinya insiden yang rawan menimbulkan konflik di daerah," kata Neta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Nasional
Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Soal Anies Maju Pilkada, PAN: Jangan-jangan Enggak Daftar Lewat Kami

Nasional
Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Kontras: 26 Tahun Reformasi, Orde Baru Tak Malu Menampakkan Diri

Nasional
Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Dilaporkan Ke Polisi, Dewas KPK: Apakah Kami Berbuat Kriminal?

Nasional
KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

KPK Sita Mobil Mercy di Makassar, Diduga Disembunyikan SYL

Nasional
Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Anggota Komisi X Usul UKT Bisa Dicicil, Kemendikbud Janji Sampaikan ke Para Rektor

Nasional
PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

Nasional
Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

Nasional
Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Nasional
Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com