Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP Pilih Beri Dukungan ke Jokowi daripada Minta Jatah Menteri

Kompas.com - 24/06/2015, 16:48 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Partai Persatuan Pembangunan kubu Muktamar Surabaya tidak mau mengikuti langkah PDI Perjuangan yang meminta tambahan jatah menteri kepada Presiden Joko Widodo. PPP akan terus berupaya memberi dukungan ke pemerintah tanpa meminta imbalan.

"Kata agama, tangan di atas (memberi dukungan) lebih baik daripada tangan di bawah (meminta). Ini yang jadi pegangan PPP," kata Juru Bicara Fraksi PPP Arsul Sani saat dihubungi Kompas.com, Rabu ( 24/6/2015).

PPP, kata Arsul, menyerahkan sepenuhnya keputusan reshuffle kabinet kepada Presiden. PPP meyakini Jokowi mengetahui siapa menteri yang patut diganti dan siapa yang menggantikannya.

"Kalau diminta kader PPP untuk tambahan di kabinet, ya akan disiapkan. Kalau tidak, ya PPP tetap konsisten dukung pemerintahan Jokowi-JK," ucap Wakil Sekjen PPP ini.

Bagi PPP, lanjut Arsul, evaluasi kinerja para menteri yang kini sedang dilakukan Presiden memang penting. Dengan evaluasi tersebut, Presiden bisa melihat menteri yang sudah bekerja dengan baik dan menteri yang bekerja kurang maksimal. (Baca: Jokowi: Jangan Ganggu Menteri yang Baru Bekerja!)

"Terhadap menteri yang hasil evaluasinya jelek, maka menjadi mendesak untuk reshuffle supaya Presiden tidak kehilangan momentum pemerintahannya," ucap dia.

PDI Perjuangan sebelumnya meminta tambahan lima kursi menteri kepada Presiden jika perombakan dilakukan terhadap Kabinet Kerja. (Baca: PDI-P Minta Tambahan 5 Kursi Menteri kepada Jokowi)

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Ahmad Basarah mengatakan, penambahan jatah menteri ini merupakan upaya memperkuat dukungan politik dan meningkatkan kinerja pemerintah. Ia menilai, sebagai partai utama yang mengusung Jokowi, sudah sewajarnya PDI-P diberi kesempatan lebih untuk berpartisipasi dalam pemerintahan.

Menurut dia, PDI-P memiliki banyak kader profesional yang layak menjadi menteri. (Baca: PDI-P Merasa Layak Dapat Tambahan 5 Kursi Menteri, Ini Alasannya)

"Kami menginginkan agar Pak Jokowi pertimbangkan penggunaan hak prerogatifnya, memberikan ruang lebih banyak lagi bagi kader PDI-P untuk bantu beliau di kursi pemerintahan ini," kata Basarah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 24 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polri Sebut Mayoritas Judi Online Dioperasikan dari Mekong Raya

Polri Sebut Mayoritas Judi Online Dioperasikan dari Mekong Raya

Nasional
KPK Sadap Lebih dari 500 Ponsel, tetapi 'Zonk' karena Koruptor Makin Pintar

KPK Sadap Lebih dari 500 Ponsel, tetapi "Zonk" karena Koruptor Makin Pintar

Nasional
Polri Sebut Bandar Judi “Online” Akan Dijerat TPPU

Polri Sebut Bandar Judi “Online” Akan Dijerat TPPU

Nasional
Pimpinan KPK Sebut OTT 'Hiburan' agar Masyarakat Senang

Pimpinan KPK Sebut OTT "Hiburan" agar Masyarakat Senang

Nasional
Dapat Banyak Ucapan Ulang Tahun, Jokowi: Terima Kasih Seluruh Masyarakat Atas Perhatiannya

Dapat Banyak Ucapan Ulang Tahun, Jokowi: Terima Kasih Seluruh Masyarakat Atas Perhatiannya

Nasional
Polri: Perputaran Uang 3 Situs Judi Online dengan 18 Tersangka Capai Rp1 Triliun

Polri: Perputaran Uang 3 Situs Judi Online dengan 18 Tersangka Capai Rp1 Triliun

Nasional
Menag: Tidak Ada Penyalahgunaan Kuota Haji Tambahan

Menag: Tidak Ada Penyalahgunaan Kuota Haji Tambahan

Nasional
Polri Tangkap 5.982 Tersangka Judi 'Online' Sejak 2022, Puluhan Ribu Situs Diblokir

Polri Tangkap 5.982 Tersangka Judi "Online" Sejak 2022, Puluhan Ribu Situs Diblokir

Nasional
KPK Geledah Rumah Mantan Direktur PT PGN

KPK Geledah Rumah Mantan Direktur PT PGN

Nasional
Imbas Gangguan PDN, Lembaga Pemerintah Diminta Tak Terlalu Bergantung

Imbas Gangguan PDN, Lembaga Pemerintah Diminta Tak Terlalu Bergantung

Nasional
Soroti Vonis Achsanul Qosasi, Wakil Ketua KPK: Korupsi Rp 40 M, Hukumannya 2,5 Tahun

Soroti Vonis Achsanul Qosasi, Wakil Ketua KPK: Korupsi Rp 40 M, Hukumannya 2,5 Tahun

Nasional
Polri Akui Anggotanya Kurang Teliti saat Awal Pengusutan Kasus 'Vina Cirebon'

Polri Akui Anggotanya Kurang Teliti saat Awal Pengusutan Kasus "Vina Cirebon"

Nasional
Tanggapi Survei Litbang Kompas, Istana: Presiden Konsisten Jalankan Kepemimpinan Merakyat

Tanggapi Survei Litbang Kompas, Istana: Presiden Konsisten Jalankan Kepemimpinan Merakyat

Nasional
Kemensos: Bansos Tak Diberikan ke Pelaku Judi Online, Tetapi Keluarganya Berhak Menerima

Kemensos: Bansos Tak Diberikan ke Pelaku Judi Online, Tetapi Keluarganya Berhak Menerima

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com