Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulil: Jokowi Mau Rangkul Kawan Politik, Menterinya Malah Produksi Musuh

Kompas.com - 23/05/2015, 15:59 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla, menyayangkan pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said yang menyebutkan bahwa selama ini upaya pemberantasan mafia migas, salah satunya pembubaran Petral, selalu berhenti di kantor presiden. Ulil mengatakan, Sudirman malah menambah musuh pada saat Presiden Joko Widodo ingin merangkul kawan politik.

"Jokowi mau banyak kawan politik, tapi menterinya malah banyak produksi musuh politik," ujar Ulil di Jakarta, Sabtu (23/5/2015).

Ulil menilai pemerintahan Jokowi tidak sehat karena menyalahkan pemerintahan sebelumnya. Menurut dia, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono telah banyak melahirkan terobosan baru dan tidak pernah mengungkit keburukan pemerintahan sebelumnya.

"SBY banyak melakukan prestasi baik yang tidak ada dalam rezim sebelumnya, tapi enggak nyalahin," kata Ulil.

Ia meminta Sudirman fokus menjalankan kebijakan-kebijakan pemerintah yang dibebankan kepadanya.

Sementara itu, Ketua Jaringan Nusantara Farhan Effendy menilai bahwa Sudirman dikenal kerap menyalahkan pejabat terdahulu atas merosotnya kondisi ekonomi saat ini. "Jika memang dengan menginjak-injak seseorang mampu menaikkan popularitas, maka hal itu adalah seburuk-buruknya cara," kata Farhan.

Dalam sebuah acara diskusi beberapa waktu lalu, Sudirman menyatakan bahwa pada masa pemerintahan Presiden SBY, pembenahan mafia migas kerap berhenti di meja kerja presiden. "Beliau (Jokowi) bertanya banyak hal termasuk soal mafia. Saya jawab, 'Pak, sebetulnya dahulu banyak inisiatif baik dari Pertamina. Namun, selesai di sini. Di mana? Di kantor presiden karena Presiden (SBY) tidak mendukung'," kata Sudirman.

Pernyataan Sudirman itu mendapat respons dari SBY. Melalui laman Facebook, Ketua Umum Partai Demokrat itu menyatakan tidak pernah ada pengajuan agar Petral dibubarkan selama ia menjadi presiden.

"Tidak ada yang mengusulkan ke saya agar Petral dibubarkan. Saya ulangi, tidak ada. Kalau ada, pasti sudah saya tanggapi secara serius," tulis SBY.

SBY mengklaim bahwa dirinya serius dalam memberantas mafia migas. "Pasti saya respons. Tidak mungkin berhenti di meja saya," sebut SBY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com