Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kandidat Majelis Syuro PKS Dilarang Kampanye

Kompas.com - 29/03/2015, 21:47 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Semua kandidat Majelis Syuro Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dilarang berkampanye ke seluruh kader untuk meminta dipilih dalam Pemilihan Raya (Pemira) 2015.

"Tidak diperkenankan kampanye ke kader internal se-Indonesia karena jabatan itu amanah yang pertanggungjawabannya dunia akhirat," ujar Ketua Badan Pelaksana Pemilihan Raya PKS Jatim Syaiful Arifin di Surabaya, Minggu (29/3/2015), seperti dikutip Antara.

Pihaknya sebagai penyelenggara Pemira berharap kandidat tidak menggelar pertemuan atau temu kader yang intinya meminta agar dipilih sebagai anggota majelis syuro periode 2015-2020.

PKS, kata dia, hari ini serentak menggelar Pemira untuk memilih 99 anggota majelis syuro masa khidmah lima tahun ke depan yang tersebar di seluruh DPD PKS se-Indonesia.

"Di Jatim sendiri pemilihan digelar di 38 Kantor DPD PKS kabupaten/kota," ujarnya.

Terdapat 20 kader senior PKS Jatim yang memenuhi syarat menjadi kandidat. Namun, yang berhak duduk di keanggotaan majelis syuro sebanyak empat perwakilan.

"Nama-nama kader di Jatim sangat banyak, tapi kami hanya mengirimkan empat nama ke pusat untuk kemudian ditindaklanjuti. Proses penghitungan dan pengesahan hasil menjadi wewenang BPPR Pusat," tuturnya.

Sejumlah nama yang berhak dipilih mewakili Jatim antara lain, ketua dan sekretaris Dewan Syariah Wilayah (DSW) KH Ahmad Mudzoffar Jufri dan KH Muhammad Shaleh Drehem.

Berikutnya, Ahmad Arqom dan Arif Hari Setiawan, yang masing-masing menjabat ketua dan sekretaris Majelis Pertimbangan Wilayah PKS Jatim.

"Dua nama Anggota DPR RI asal Jatim, Rofi' Munawar dan Sigit Sosiantomo juga tercantum di lembar kertas suara," ucapnya.

Menurut dia, Pemira ini merupakan aplikasi demokrasi ala PKS yang mendengar seluas mungkin aspirasi kader untuk memilih para pemimpin yang akan menentukan wajah partai ke depan.

Sementara itu, salah satu peran majelis syuro menjadi sangat penting karena sebagai tempat pengambilan keputusan tertinggi partai, termasuk menentukan siapa Presiden PKS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com