Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Hutan Menjadi Kenangan

Kompas.com - 21/03/2015, 11:42 WIB
Catatan Kaki Jodhi Yudono

Tahukah Anda, hari ini, 21 Maret, diperingati sebagai Hari Hutan Internasional? Hari Hutan Internasional atau Hari Hutan Sedunia, dalam bahasa Inggris dikenal sebagai International Day of Forests, diperingati setiap tanggal 21 Maret. Pada bulan Maret ini, setidaknya ada hari-hari istimewa peringatan lingkungan hidup. Selain Hari Hutan, pada bulan Maret juga diselenggarakan peringatan Hari Air Sedunia (World Water Day) yaitu pada 22 Maret dan Earth Hour pada 29 Maret.

Hari Hutan Internasional (International Day of Forests) ditetapkan berdasarkan resolusi PBB 67/200 pada 21 Desember 2012. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran publik di seluruh dunia tentang pentingnya keberadaan semua jenis hutan dan pohon di luar hutan. Fokus utama kampanye Hari Hutan Sedunia yaitu menjaga keberadaan hutan di dunia yang dilakukan dengan melindungi hutan, memanfaatkan hasil hutan, dan menjadikan hutan sebagai tempat rekreasi alam untuk kesejahteraan manusia.

Hari peringatan tentang penyelamatan hutan ini secara global dikoordinasi oleh Food and Agriculture Organization (FAO), badan PBB yang bergerak di bidang pangan dan pertanian.  Hari Hutan Sedunia sudah diperingati oleh masyarakat dunia sekitar 30 tahun belakangan ini. Awalnya, Hari Hutan Sedunia ini hanya diperingati oleh General Assembly of the European Confederation of Agriculture. Kemudian, FAO mendukung kegiatan itu di seluruh dunia.

Seperti kita tahu, di hutan tak cuma ada pohon-pohon besar saja, tetapi terdapat juga berbagai makhluk hidup yang berkembang biak di dalamnya, termasuk air, tumbuhan, dan hewan. Makhluk-makhluk itu berkelindan menjelma ekosistem. Tumbuhan membuka jalan agar hewan dan manusia bisa hidup. Awal terciptanya semesta, lumut menyedot gas karbon dioksisa yang menyebabkan udara di Planet Bumi mendingin dan gas karbon dioksida berkurang. Tumbuhan juga menyediakan oksigen dan makanan bagi hewan dan manusia.

Akar tumbuhan mengikat air hujan. Air hujan disimpan di dalam tanah oleh akar tumbuhan. Karena tumbuhan itulah, di daratan tercipta banyak mata air dan sungai. Selain itu, hutan pun menyediakan banyak manfaat bagi manusia, termasuk menyediakan obat yang berkhasiat.

Begitulah, awalnya semua makhluk saling bergantung dan membutuhkan. Tetapi, pada akhirnya, makhluk bernama manusia, khalifah di muka bumi yang memiliki kecerdasan dan daya yang melebihi makhluk lainnya, rupanya juga dikaruniai keserakahan untuk menguasai semesta raya.

Kebutuhan dan keinginan manusia yang terus berkembang menjadikan dunia kian sesak oleh anak keturunan manusia yang menyebar ke seluruh permukaan bumi. Karena perut dan impian butuh digenapi, maka manusia pun mengeksplorasi alam semesta, termasuk hutan, sehingga tumbuhan dan hewan semakin tersingkir tempat tinggalnya.

Apa yang akan terjadi jika hutan berkurang? Tentu saja sumber makanan manusia akan berkurang. Jumlah gas karbon dioksida akan kembali meningkat.

Oleh karena itu, melalui Hari Hutan Internasional, PBB mengingatkan warga bumi akan pentingnya hutan. Kita diimbau untuk mengerem kebutuhan kita agar hutan tidak dibabat untuk tempat tinggal, perkebunan, dan pertambangan. Kita harus mengubah gaya hidup kita agar masa depan udara, air, makanan, dan obat manusia tetap ada.

Saat ini Indonesia termasuk negara dengan tingkat deforestasi tertinggi di dunia, mencapai sekitar 680.000 hektar per tahun. Pembukaan dan pembakaran lahan, terutama di lahan gambut, mengakibatkan Indonesia kehilangan keanekaragaman hayati yang cukup besar dan menghasilkan emisi gas rumah kaca tertinggi ketiga di dunia, demikian pernyataan seorang pejabat Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa, hari ini.

Pada Hari Hutan Internasional, dunia kembali menaruh perhatian pada tingkat deforestasi dan degradasi lahan Indonesia yang cukup mengkhawatirkan. Setengah dari daratan di Indonesia adalah hutan. Hal ini meletakkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan hutan tropis terpenting di dunia, yang secara signifikan menyuplai oksigen yang cukup besar pada bumi kita. Hutan Indonesia juga berperan penting pada saat negeri ini semakin rentan terhadap perubahan iklim.

"Tidak mungkin kita dapat memenangkan perang melawan perubahan iklim tanpa melipatgandakan upaya kita untuk mengurangi deforestasi di Indonesia," tegas Kepala Perwakilan FAO di Indonesia, Mark Smulders.

Pada tahun 2009, Pemerintah Indonesia berjanji akan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen secara mandiri dan sebesar 41 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2020. Pemerintah Indonesia menegaskan kembali janji tersebut minggu ini dalam sebuah pertemuan antara pejabat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta perwakilan dari lembaga internasional.

***

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com