Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Sebut Putusan Menkumham soal Golkar Sebuah Bencana, Ini Kata Yorrys

Kompas.com - 14/03/2015, 13:22 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menganggap keputusan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly yang memberi "lampu hijau" untuk kubu Agung Laksono menyusun kepengurusannya adalah sebuah "bencana" demokrasi. Pernyataan Prabowo ini pun langsung direspons oleh Wakil Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Ancol, Yorrys Raweyai.

Yorrys menganggap Prabowo berhak untuk melontarkan pendapatnya. Menurut dia, konflik Golkar ini memang mendapat perhatian dari para mantan elite partai pohon beringin itu. Dia menyebutkan Prabowo Subianto, Wiranto, dan Surya Paloh yang memutuskan keluar dari Golkar dan membentuk partai baru.

"Tidak apa, itu hak beliau," ucap Yorrys dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (14/3/2015).

Namun, dia mengingatkan agar polemik Golkar kali ini tak lagi menghasilkan partai baru. Yorrys menyebut kelahiran partai baru ini sebagai "anak haram" yang tak dikehendaki kelahirannya.

"Jangan lagi ada perselingkuhan Golkar ini jadi 'anak haram' baru. Saya selalu katakan ini. Makanya, yang sekarang harus bersatu," kata Yorrys.

Dia berpendapat tindakan yang dilakukan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly sudah tepat. Dia menganggap Yasonna bukannya berpihak ke salah satu kubu.

"Di dalam suratnya jelas disebutkan bahwa menyusun kepengurusan dengan mengakomodasi pihak yang kalah dan diwajibkan melakukan munaslub pada 2016. Ini kan adil," papar Yorrys.

Sebelumnya, Prabowo tak mau mengakui Golkar kubu Agung Laksono. Menurut dia, Golkar yang sah adalah kubu Aburizal Bakrie yang menyelenggarakan munas di Bali. Dia menyayangkan sikap Yasonna yang justru mengesahkan Golkar kubu Agung Laksono yang disebutnya "abal-abal".

"Ini bencana bagi demokrasi Indonesia. Musibah besar kalau ada kongres akal-akalan, ada munas akal-akalan, dianggap sah itu sangat berbahaya. Berarti demokrasi di Indonesia tidak akan dipercaya rakyat. Sistem politik tidak dipercaya," ujar Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Soal Posisi Jampidum Baru, Kejagung: Sudah Ditunjuk Pelaksana Tugas

Nasional
KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

KPK Diusulkan Tidak Rekrut Penyidik dari Instansi Lain, Kejagung Tak Masalah

Nasional
Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Jokowi Tekankan Pentingnya Alat Kesehatan Modern di RS dan Puskesmas

Nasional
100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

100.000-an Jemaah Umrah Belum Kembali, Beberapa Diduga Akan Berhaji Tanpa Visa Resmi

Nasional
KPU Bantah Lebih dari 16.000 Suara PPP Hilang di Sumut

KPU Bantah Lebih dari 16.000 Suara PPP Hilang di Sumut

Nasional
Tata Kelola Makan Siang Gratis

Tata Kelola Makan Siang Gratis

Nasional
Sandiaga Sebut Pungli di Masjid Istiqlal Segera Ditindak, Disiapkan untuk Kunjungan Paus Fransiskus

Sandiaga Sebut Pungli di Masjid Istiqlal Segera Ditindak, Disiapkan untuk Kunjungan Paus Fransiskus

Nasional
Pakar Ingatkan Jokowi, Pimpinan KPK Tidak Harus dari Kejaksaan dan Polri

Pakar Ingatkan Jokowi, Pimpinan KPK Tidak Harus dari Kejaksaan dan Polri

Nasional
Kritik Haji Ilegal, PBNU: Merampas Hak Kenyamanan Jemaah

Kritik Haji Ilegal, PBNU: Merampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Jokowi Puji Pelayanan Kesehatan di RSUD Baharuddin Kabupaten Muna

Jokowi Puji Pelayanan Kesehatan di RSUD Baharuddin Kabupaten Muna

Nasional
KPK Siap Hadapi Gugatan Praperadilan Gus Muhdlor Senin Hari Ini

KPK Siap Hadapi Gugatan Praperadilan Gus Muhdlor Senin Hari Ini

Nasional
Jasa Raharja Santuni Semua Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang  

Jasa Raharja Santuni Semua Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang  

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Soal Waktu, Komunikasi Tidak Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Soal Waktu, Komunikasi Tidak Mandek

Nasional
Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

Nasional
Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com