Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Eksekusi Mati, Jokowi Mengaku Banyak Sekali Tekanan Internasional

Kompas.com - 12/03/2015, 13:42 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Presiden Joko Widodo mengakui banyak sekali tekanan dari dunia internasional terkait eksekusi mati para terpidana kasus narkotika. Namun, meski ditekan, sikap pemerintah tidak akan berubah.

"Memang harus saya sampaikan, banyak sekali tekanan dari dunia internasional. Tapi ini kedaulatan hukum kita," ujar Jokowi seusai menghadiri acara Wirausaha Muda Mandiri, di Jakarta Convention Center, Kamis (12/3/2015).

Jokowi mengaku sudah berkali-kali bicara soal eksekusi mati para terpidana narkotika melalui media massa. Oleh karena itu, dia merasa tidak perlu lagi bicara sikap Indonesia atas tekanan tersebut.

"Jangan saya ulangi lagi," kata Jokowi. (Baca: Pengusaha Inggris: Eksekusi Mati Hukuman Barbar yang Tak Manusiawi)

Setelah mengeksekusi mati enam terpidana, Kejaksaan Agung berencana mengeksekusi 10 terpidana mati yang berasal dari berbagai negara. Dua di antaranya adalah warga negara Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, terpidana kasus "Bali Nine".

Meski para terpidana sudah dipindahkan ke Nusakambangan, kepastian waktu eksekusi belum jelas. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menyatakan, persiapan di Pulau Nusakambangan sebagai tempat eksekusi telah mencapai 100 persen.

Menurut Jokowi, kepastian eksekusi merupakan kewenangan dari Jaksa Agung HM Prasetyo. Di tengah belum jelasnya waktu eksekusi, lobi-lobi internasional terus berdatangan. Pemerintah Australia gencar melakukan lobi. (Baca: Jika Dipenjara Seumur Hidup, Australia Siap Bayar Biaya Hidup Duo "Bali Nine")

Jokowi mengaku bahwa dirinya hanya menerima kontak langsung dari Perdana Menteri Tony Abbott sekitar dua minggu lalu. Namun, sikap Indonesia tidak akan berubah, dan eksekusi akan tetap dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com