Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Minta Dilibatkan dalam Seleksi Calon Kapolri

Kompas.com - 07/02/2015, 15:21 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Komnas HAM meminta agar setiap calon kepala Polri ditelusuri latar belakangnya dari aspek HAM. Pasalnya, di dalam laporan dugaan pelanggaran HAM yang diterima Komnas HAM, aparat kepolisian menempati urutan tertinggi dengan jumlah berkas mencapai ribuan.

"Rekomendasi kami kepada Presiden adalah dikembalikan seperti 2013, di mana pemilihan Kapolri melibatkan KPK, Komnas HAM dan PPATK. Ini penting untuk menghasilkan Kapolri yang clean and clear," kata Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai saat dihubungi, Jumat (6/2/2015).

Pigai mengatakan, pada saat itu, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) yang meminta ketiga lembaga itu menelusuri jejak rekam para calon. Hasilnya, kemudian muncul nama Jenderal Sutarman yang dianggap Komnas HAM sebagai sosok yang tak memiliki catatan pelanggaran HAM.

"Terbukti seleksi tahun 2013 itu sangat baik, kami pun puas dengan munculnya nama pak Tarman yang nyatanya cukup tak bermasalah," kata Pigai.

Di sisi lain, Pigai mengungkapkan, pentingnya tinjauan jejak rekam dari aspek HAM dilatarbelakangi banyaknya laporan pengaduan masyarakat. Kasusnya, kata dia, mulai dari intimidasi, perbuatan tak menyenangkan, hingga kriminalisasi kasus.

Sepanjang tahun 2014 lalu, Pigai menjelaskan, Komnas HAM telah menerima sekitar 7.200 berkas pengaduan masyarakat. Dari jumlah itu, laporan terhadap aparat kepolisian adalah yang tertinggi.

"Tertinggi kepolisian. Nomor dua dan tiga adalah korporasi dan pemerintah daerah," ujar Pigai.

Dengan tingginya pengaduan pelanggaran HAM yang dilakukan aparat Kepolisian, Pigai menyatakan, pucuk pimpinan Polri harus menjadi contoh dan memiliki perspektif HAM yang kuat.

"Karena itu, kami ingin tradisi baik yang sudah ada tetap dilanjutkan presiden," kata Pigai.

Kompolnas mempersiapkan daftar calon kapolri yang baru. Ada empat perwira tinggi yang masuk dalam daftar yang akan diajukan kepada Kompolnas. (Baca: Jika Budi Gunawan Tak Dilantik, Ini Empat Calon Kapolri yang Diusulkan Kompolnas)

Jika Presiden memutuskan tidak melantik Budi Gunawan dan melakukan proses ulang calon kepala Polri, Kompolnas tinggal menyerahkan keempat calon tersebut kepada Presiden.

Empat nama yang persiapkan oleh Kompolnas ialah Komjen Badrodin Haiti (Wakapolri), Komjen Dwi Priyatno (Irwasum Polri), Komjen Putut Eko Bayuseno (Kabaharkam Polri), dan nama baru di jajaran bintang tiga, Komjen Budi Waseso (Kabareskrim Polri).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Nasional
DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi 'Online' ke MKD

DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi "Online" ke MKD

Nasional
Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Nasional
PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Nasional
Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Nasional
BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

Nasional
Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Nasional
Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi 'Online'

Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi "Online"

Nasional
Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Nasional
Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Nasional
PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

Nasional
Bawaslu Luncurkan Posko Kawal Hak Pilih Pilkada Serentak 2024

Bawaslu Luncurkan Posko Kawal Hak Pilih Pilkada Serentak 2024

Nasional
KY Terima Laporan KPK terhadap Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

KY Terima Laporan KPK terhadap Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com