Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Promosi Wisata Naik Hingga Empat Kali Lipat, Menpar Nilai Masih Kurang

Kompas.com - 05/02/2015, 19:36 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai anggaran untuk promosi pariwisata Indonesia masih kecil dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara. Untuk tahun ini, anggaran promosi pariwisata dinaikan hingga empat kali lipat menjadi Rp 1,2 triliun dari Rp 300 miliar.

"Dari Rp 300 miliar menjadi Rp 1,2 triliun, naik empat kali lipat atau naik tiga kali, tetapi itu masih lebih kecil daripada biaya promosinya negara lain. Malaysia itu hampir 300 juta dollar AS atau Rp 3,6 triliun," kata Arief di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (4/2/2015) seusai mengikuti rapat dengan Wapres dan sejumlah menteri lainnya. 

Kendati demikian, Arief optimistis Kementerian Pariwisata mampu mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara. Tahun ini, pemerintah menargetkan 12 juta wisatawan mancanegara yang berkunjung. Target ini meningkat 2 juta dari target sebelumnya.

"Tadi sudah sepakat tadinya target 10 juta dinaikkan jadi 12 juta untuk wisman 2015. Karena kita confidence, Wapres juga merasa nyaman dengan performance kita," ucap Arief.

Ia memperkirakan angka kunjungan wisatawan mancanegara bisa tembus 1 juta pada Juni mendatang. Untuk tahun lalu, Arief mengklaim bahwa kunjungan wisatawan asing cukup bagus. Rata-rata wisatawan yang masuk dalam rentan waktu Januari hingga November 2014 mencapai 775.000 orang. Angka itu meningkat menjadi 915.000 pada Desember 2014.

Pada tahun lalu, menurut dia, mayoritas wisatawan mancanegara berasal dari Singapura, Malaysia, Australia, Tiongkok, dan Jepang. Sementara pada tahun ini diperkirakan terjadi perubahan sedikit. Australia yang semula ketiga terbesar diprediksi bertukar tempat dengan Tiongkok yang tahun lalu menjadi keempat terbanyak.

Untuk mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara, Kementerian Pariwisata akan menggenjot promosi pariwisata. Selain bekerjasama dengan media lokal, Kementerian Pariwisata akan menggandeng media-media internasional.

"Kita sudah bertemu dengan CNN, Discovery Channel, akan diiklankan ke sana," kata Arief.

Di samping itu, pemerintah akan melakukan pembangunan destinasi-destinasi wisata, terutama destinasi wisata bahari. Mengenai pengaruh kondisi politik Indonesia terhadap pariwisata, Arief membandingkannya dengan Thailand. Menurut dia, Thailand yang kondisi politik dalam negerinya lebih kisruh dibandingkan dengan Indonesia bisa menggaet lebih banyak turus asing.

"Sebut saja Thailand itu tidak lebih baik dari kita, tapi jumlah turisnya tiga kali lipat dari kita. Dia 27 juta, kita 9 juta. Devisanya kita 10 miliar dollar AS, Thailand 40 miliar dollar AS, empat kali lipat. Oleh karena itu, saya mohon teman-teman media, keamanan itu sangat sensitif bagi pariwisata," tutur Arief.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com