Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasto Sebut Abraham Samad Juga Temui Andi Widjajanto dan Hendropriyono

Kompas.com - 04/02/2015, 21:42 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristyanto kembali buka suara mengenai manuver politik Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad saat Pemilu Presiden 2014. Hasto menuding Abraham melakukan lobi politik.

Menurut dia, selain bertemu dengan petinggi PDI Perjuangan, Abraham juga menemui mantan Kepala Badan Intelijen Negara, AM Hendropriyono, dan mantan Deputi Tim Transisi, Andi Widjajanto. Hal itu disampaikannya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR, Rabu (4/2/2015) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Hasto menyebutkan, setidaknya ada enam kali pertemuan yang dilakukan Abraham. Yang menjadi inisiator pertemuan itu, kata Hasto, adalah Abraham sendiri. Ia mengungkapkan, pertemuan antara Abraham serta Andi dan Hendropriyono terjadi pada pertemuan keempat dan kelima.

"Ada juga pertemuan lobi politik dengan Hendropriyono dan Andi Widjojanto untuk memuluskan langkah (Abraham jadi cawapres Jokowi) tersebut," kata Hasto.

Sebelumnya, lanjut Hasto, Abraham juga sempat bertemu Sekjen PDI Perjuangan saat itu, Tjahjo Kumolo, pada pertemuan pertama. Namun, pembicaraan mengenai kandidat pendamping Jokowi pada Pilpres 2014 baru mulai intens dibicarakan setelah pertemuan ketiga.

Hasto mengatakan, pada pertemuan terakhir, Abraham diberi tahu bahwa Jusuf Kalla akhirnya dipilih sebagai cawapres Jokowi. 

"Di Pulomas, kami sampaikan kabar kurang menyenangkan buat beliau (Abraham). Beliau menyatakan, 'Saya tahu yang menyebabkan kegagalan adalah Budi Gunawan karena saya sudah menyadap'," ujar Hasto menirukan pernyataan Samad.

Seperti diberitakan, tudingan Hasto terkait manuver politik Abraham Samad sudah pernah diungkapkannya dalam sebuah jumpa pers, pekan lalu. Hasto menilai, apa yang dilakukan Samad tidak sesuai dengan kode etik pimpinan KPK. Ia membantah jika dikatakan bahwa apa yang dilakukannya merupakan bagian dari serangan balik terhadap KPK setelah lembaga antikorupsi itu menetapkan Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com