Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu: Perizinan Bantuan Asing Cari AirAsia Selesai dalam 10 Menit

Kompas.com - 07/01/2015, 13:42 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Kesepakatan bantuan kerja sama dengan negara-negara sahabat terkait pencarian pesawat AirAsia QZ8501 terjadi hanya dalam hitungan menit. Dalam waktu yang cukup singkat, kapal-kapal milik negara asing yang menawarkan bantuan memasuki wilayah Indonesia.

Padahal, secara formal, perizinan masuknya kapal asing ke wilayah Indonesia biasanya memakan waktu hingga 2-3 hari. Dalam hal ini Kemenlu juga membantu proses administrasi masuknya kapal dan warga asing yang membantu. Misalnya dengan mempermudah visa masuk dan membebaskan beban bea cukai.

"Perizinan biasanya perlu 2-3 hari, tapi dalam insiden AirAsia, bisa dalam waktu 10 menit," ujar Direktur Konsuler Kementerian Luar Negeri Tri Tharyat, dalam konferensi pers di Gedung Pancasila Kemenlu, Jakarta Pusat, Rabu (7/1/2015).

Hingga saat ini, data yang dimiliki Kemenlu mencatat sebanyak 11 negara telah mengirimkan armada dan personel ke wilayah perairan Selat Karimata. Beberapa negara tersebut juga mengirimkan tim ahli forensik guna membantu proses identifikasi jenazah.

Tri mengatakan, negara-negara sahabat segera menawarkan bantuan ketika mendapat informasi hilangnya kontak Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura pada Minggu (28/12/2014) lalu.

Berikut 11 negara yang telah memberikan bantuan:

1. Singapura, mengerahkan 6 pesawat dan 5 kapal
2. Malaysia, mengirim 1 pesawat dan 5 kapal
3. Australia, mengirimkan dua pesawat
4. Korea Selatan, 1 pesawat
5. Amerika Serikat, 2 kapal dan 2 helikopter
6. Jepang, 2 kapal dan 3 helikopter
7. Rusia, 2 pesawat amphibi
8. Republik Rakyat Tiongkok, 1 kapal
9. Inggris, mengirimkan dua tenaga ahli, serta alat detektor bawah laut
10. Perancis, mengirimkan dua orang dari lembaga pemerintah dan dua orang dari perusahaan AirBus untuk membantu KNKT dalam proses penyelidikan penyebab kecelakaan
11. Selandia Baru, mengirimkan 1 pesawat.

Selain itu, beberapa negara lainnya seperti India, Vietnam, Thailand, dan Kanada, telah menawarkan bantuan. Namun, tim SAR gabungan yang dipimpin Badan SAR Nasional (Basarnas), akan menyesuaikan bantuan negara lain dengan kebutuhan proses evakuasi penumpang dan badan pesawat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tesenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tesenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com