Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UGM Bantu Identifikasi Korban AirAsia QZ8501

Kompas.com - 05/01/2015, 22:25 WIB
YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Universitas Gadjah Mada mengirim dua pakar odontologi forensik untuk membantu tim Disaster Victim Identification (DVI) dalam mengidentifikasi jenazah penumpang AirAsia QZ8501 melalui gigi.

"Dua pakar odontologi forensik yang dikirim tersebut adalah Sudibyo dan Ahmad Syaify. Mereka akan membantu proses identifikasi korban AirAsia," kata Rektor UGM Dwikorita Karnawati di Yogyakarta, Senin (5/1/2015).

Menurut dia, kedua pakar odontologi forensik itu berasal dari Fakultas Kedokteran Gigi UGM. Sudibyo sudah terlibat langsung dalam tim DVI Polda Jatim, bahkan ikut membantu mengidentifikasi jenazah penumpang AirAsia sejak Jumat (2/1/2015).

"Salah satu korban penumpang AirAsia QZ8501 yang berhasil diidentifikasi langsung oleh Sudibyo adalah Hayati Lutfiah Hamid," katanya.

Sudibyo mengatakan tidak mudah mengidentifikasi jenazah penumpang AirAsia, karena umumnya kondisi wajah korban rusak terkena benturan dan terendam di air laut.

"Saat ini tim DVI memasuki tahapan 'post mortem identification', yang melibatkan ahli-ahli forensik, DNA, dan odontologi forensik," katanya.

Menurut dia, untuk mengidentifikasi korban penumpang pesawat. AirAsia yang jatuh di Selat Karimata membutuhkan dua syarat yakni data primer berupa DNA, sidik jari, dan gigi korban.

"Selanjutnya data sekunder berupa dokumen penting yang mendukung proses identifikasi korban," kata Ketua Tim Odontologi Forensik RS Sardjito Yogyakarta saat mengidentifikasi jenazah penumpang pesawat Garuda GA 200 yang terbakar pada 2007 itu.

Ia mengatakan, dari berbagai data tersebut, identifikasi yang paling andal adalah melalui pemeriksaan gigi korban.

"Gigi masih dalam kondisi utuh dan bisa diidentifikasi meskipun kondisi korban dalam keadaan terbakar, terbentur, maupun terendam di air. DNA memang bisa, tetapi butuh waktu lebih lama," katanya.

Menurut dia, proses identifikasi korban melalui gigi sebenarnya tidak sulit dengan cara mengetahui cerita dari para keluarga mengenai kondisi gigi korban selama masih hidup.

"Cerita keluarga sudah bisa memberikan bantuan bagi kami mengidentifikasi. Misalnya, anak saya giginya tidak rata, lima bulan lalu gigi rahang pernah patah atau salah satu giginya pernah dicabut dokter gigi," katanya.

Menurut dia, meskipun kemungkinan korban tidak pernah memeriksakan giginya ke dokter gigi, cerita keluarga dekat mengenai kondisi gigi korban sangat membantu tim.

"Itulah yang saya lakukan saat pertama kali mengidentifikasi Hayati Lutfiah Hamid," kata Sudibyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Patra Niaga Gerak Cepat Tertibkan 12 SPBE

Pertamina Patra Niaga Gerak Cepat Tertibkan 12 SPBE

Nasional
Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Nasional
Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Mendapatkan Simpati Publik

Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Mendapatkan Simpati Publik

Nasional
Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Nasional
Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Nasional
Ditinggal Jokowi, PDI-P Disebut Bisa Menang Pileg karena Sosok Megawati

Ditinggal Jokowi, PDI-P Disebut Bisa Menang Pileg karena Sosok Megawati

Nasional
Rakernas V PDI-P Rekomendasikan ke Fraksi DPR Dorong Kebijakan Legislasi Tingkatkan Kualitas Demokrasi Pancasila

Rakernas V PDI-P Rekomendasikan ke Fraksi DPR Dorong Kebijakan Legislasi Tingkatkan Kualitas Demokrasi Pancasila

Nasional
Ganjar Yakin Megawati Sampaikan Sikap Politik PDI-P untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran Saat Kongres Partai

Ganjar Yakin Megawati Sampaikan Sikap Politik PDI-P untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran Saat Kongres Partai

Nasional
Persiapan Peluncuran GovTech Makin Matang, Menteri PANRB: Langkah Akselerasi Transformasi Digital Indonesia

Persiapan Peluncuran GovTech Makin Matang, Menteri PANRB: Langkah Akselerasi Transformasi Digital Indonesia

Nasional
Megawati Minta Krisdayanti Buatkan Lagu 'Poco-Poco Kepemimpinan', Sindir Pemimpin Maju Mundur

Megawati Minta Krisdayanti Buatkan Lagu "Poco-Poco Kepemimpinan", Sindir Pemimpin Maju Mundur

Nasional
Marinir TNI AL Persiapkan Satgas untuk Jaga Perbatasan Blok Ambalat

Marinir TNI AL Persiapkan Satgas untuk Jaga Perbatasan Blok Ambalat

Nasional
PDI-P Perketat Sistem Rekrutmen Anggota, Ganjar: Itu Paling 'Fair'

PDI-P Perketat Sistem Rekrutmen Anggota, Ganjar: Itu Paling "Fair"

Nasional
Coba Itung Utang Negara, Megawati: Wow Gimana Ya, Kalau Tak Seimbang Bahaya Lho

Coba Itung Utang Negara, Megawati: Wow Gimana Ya, Kalau Tak Seimbang Bahaya Lho

Nasional
Megawati: Kita Cuma Seperempat China, Gini Saja Masih Morat-Marit dan Kocar-Kacir Enggak Jelas

Megawati: Kita Cuma Seperempat China, Gini Saja Masih Morat-Marit dan Kocar-Kacir Enggak Jelas

Nasional
PDI-P Perketat Diklat untuk Caleg Terpilih Sebelum Bertugas

PDI-P Perketat Diklat untuk Caleg Terpilih Sebelum Bertugas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com